TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik biaya demokrasi (cost of democracy) di Indonesia yang dinilainya sangat tinggi.
Hal itu menjadi masalah karena demokrasi yang dibangun dikuasai oleh para pemilik modal (cukong).
Bukan demokrasi yang dibangun dengan cara-cara substansial.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi virtual bertajuk 'Menyoal RUU Tentang Pemilu dan Prospek Demokrasi Indonesia', Selasa (9/6/2020).
Baca: Fadli Zon: Kalau Mau Dibilang, Indonesia sebagai Negara Demokrasi Abal-abal
Baca: Gerindra Siap Berapapun Ambang Batas Pencalonan Presiden
"Untuk (kontestasi) presiden, untuk DPR RI dan DPRD provinsi, kabupaten/kota, gubernur dan seterusnya ini menjadi battle of billionaire gitu ya. Menjadi sebuah pertarungan bagi orang-orang yang punya uang, yang mempunyai modal atau orang-orang yang punya cukong," kata Fadli.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan tidak ada yang bisa diharapkan dengan demokrasi yang dikendalikan oleh para pemilik modal.
Sebab, demokrasi sedemikian rupa akan menciptakan oligarki, di mana sistem politik dikendalikan segelintir orang.
"Jadi tidak ada sebetulnya yang namanya rakyat itu. Rakyat itu hanya menjadi angka-angka saja. Pada akhirnya ini yang menurut saya harus diubah total terkait dengan bagaimana partisipasi rakyat itu diterjemahkan secara substantif dan memang ada keterwakilan," ujar Fadli.