Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang Majelis Kehormatan DPP Partai Gerindra akan menggelar sidang klarifikasi Wakil Ketua Umum FX Arief Poyuono terkait pernyataannya isu PKI dimunculkan kadrun.
Pimpinan Majelis Kehormatan DPP Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, sidang Majelis Kehormatan DPP Gerindra akan digelar hari ini dengan protokol anti penularan Covid-19.
"Kami berharap saudara teradu Arief Poyuono bisa hadir tepat waktu, sehingga bisa mendapatkan kesempatan membela diri," kata Habiburokhman kepada Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (23/6/2020).
Habiburokhman menjelaskan, saat sidang nanti, sebagian anggota Majelis Kehormatan hadir secara fisik di DPP Gerindra dan sebagian hadir secara virtual.
Baca: Jawab Arief Poyuono, Andre Rosiade: Meski Anak Baru Tapi Berguna, Dibanding Lama Suka Rugikan Partai
Baca: Isu PKI dan Kadrun, Andre Rosiade ke Arief Poyuono: Berani Berbuat, Harus Berani Bertanggung Jawab
Baca: Sebut PKI Dimunculkan Kadrun, Arief Poyuono Pilih Absen dari Sidang Mahkamah Kehormatan Gerindra
"Saya sendiri akan mengikuti sidang secara virtual dari gedung DPR RI," ucapnya.
Anggota Komisi III DPR itu, tidak dapat menyampaikan apakah ada sanksi yang diberikan Arief Poyuono jika tidak menghadiri sidang tersebut.
"Karena ini perkara sedang berjalan, kami tidak boleh memberikan keterangan tentang substansi perkara," papar Habiburokhman.
Dijadwalkan sidang Majelis Kehormatan DPP Gerindra dengan teradu Arief Poyuono akan dilaksanakan sekitar pukul 13.00 WIB.
Sebelumnya, Arief Poyuono menegaskan tidak akan datang dalam sidang Majelis Kehormatan DPP Gerindra.
"Saya tidak akan pernah datang," kata Arief saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Minggu (21/6/2020).
Menurutnya, pernyataannya bahwa isu PKI dimunculkan kadrun dalam wawancara yang disiarakan Youtube Kanal Anak Bangsa, tidak mengatasnamakan sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra.
"Saya tidak pernah makai nama Gerindra (dalam wawancara itu). Jelas di situ (Youtube) saya ngomong, tidak ada urusan sama Gerindra, urusan saya sebagai pimpinan buruh dan kaum buruh yang menjaga demokrasi," papar Arief.
Ia pun menyebut, pengambilan video wawancara terkait isu kebangkitan PKI juga dilakukan di kantor Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu dan tidak disiarkan dalam akun media sosial Partai Gerindra.
"Belakang saya saat wawancara juga benderanya Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, saya kan ketuanya. Tidak ada bendera Gerindra," ujar Arief.