News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Fahri Hamzah: Dulu Kalau Ketemu Orang yang Bersin Kita Mendoakan, Sekarang Lari Tunggang-langgang

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fahri Hamzah. Tulis Istilah Bilateral Hanya buat Negara, Fahri Hamzah Diminta Belajar Lagi Bahasa Indonesia.

Fahri mengungkapkan, adanya pandemi ini, agama menjadi korban yang paling besar.

Sebab, umat beragama dipaksa untuk menututup rumah ibadah mereka dan menghentikan ibadah berjamaah.

Tak hanya itu, adanya pandemi Covid-19 ini juga telah mengubah kebiasaan masyarakat, bahkan dari hal kecil sekalipun.

Jika dulu sebelum adanya virus corona ketika bertemu dengan orang yang bersin saling mendoakan, sekarang ketika menjumpai orang bersin kita justru ketakutan.

Baca: Fahri Hamzah: Semua Negara Gelagapan Tangani Wabah Virus Corona

"Dulu jika kita bertemu orang yang bersin, kita mendoakan. Dalam budaya orang barat mereka mengatakan “God Bless You” kiranya sama artinya kaau kita mengucapkan dalam agama Islam, “Yarhammukallah atau Semoga Allah merahmatimu”, setelah yang bersin mengucapkan alhamdulillah.

"Sekarang, kalau ada orang bersin kita lari tunggang-langgang, tidak mendoakannya dan seolah Tuhan tidak perduli dengan doa kita. Sikap kita akan semakin selfish dan anti sosial," terangnya.

Menurut dia, kehidupan sekarang ini telah didorong untuk menjaga jarak dengan kemanusiaan.

Sehingga semua menjadi berbayar dan berpamrih.

Baca: Fahri Hamzah Heran Saat Krisis Anggaran Kartu Prakerja Capai Triliunan

Meski kita mencoba keakraban dengan teknologi, lanjut dia, tetap saya tidak bisa mengganti kehangatan yang bisa ditampakkan dengan pelukan dan jabat tangan.

Untuk itu, menurut Fahri, dalam menghadapi pandemi ini, tidak ada pilihan lain yang bisa dilakukan masyarakat selain memberanikan diri untuk melawan Covid-19.

"Sebab hidup yang kita jalani dengan rasa takut dan perasaan tak berdaya adalah hidup yang akan berakhir dengan kesedihan, penderitaan dan kehinaan.

Hidup kita tak boleh menyerah kalah. Hidup harus bangkit dan melawan!," paparnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini