TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat menilai selama ini paham keagamaan yang moderat lebih tumbuh subur di Indonesia.
Menurut Komaruddin, dibanding pemikiran moderat, paham ekstremisme justru tidak mendapatkan pijakan keberagamaan oleh masyarakat.
"Di Indonesia mazhab yang populer itu juga mazhab yang moderat tidak ada yang ekstrem," ujar Komaruddin dalam Webinar Series yang digelar PPIM UIN Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Dirinya mengatakan seandainya ada paham ekstremisme yang dianut oleh masyarakat Indonesia, hal itu justru dapat disebabkan oleh faktor di luar agama.
Baca: Organisasi Keagamaan Dukung Kebijakan Pemerintah Sikapi Adaptasi Kebiasaan Baru di Tengah Pandemi
Faktor ekonomi dan politik dapat mendorong seseorang untuk mengikuti paham ekstremisme.
"Kalau toh ekstrem itu hemat saya ada faktor-faktor di luar paham keagamaan dan sebagian mungkin karena ekonomi dan politik dan sebagainya," jelas Komaruddin.
Komaruddin menyontohkan dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU yang menyatakan komitmennya terhadap Pancasila.
Menurut Komaruddin, komitmen dua organisasi tersebut merupakan gambaran sifat kultural bangsa Indonesia yang sangat moderat.
"Ada aktor yang paling fenomenal dan itu aktor historis yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama itu jelas sekali telah menyatakan Pancasila itu final," pungkas Komaruddin.
Menurutnya, selama ini seluruh organisasi keagamaan di Indonesia komitmen untuk menjadikan Pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa.