TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa jengkelnya terkait kinerja para menteri yang masih menganggap situasi saat ini dalam keadaan normal-normal saja.
Jokowi bahwa membuka opsi untuk membubarkan lembaga maupun melakukan reshuffle kabinet jika kinerja menteri tak sesuai apa yang diharapkannya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menilai, Presiden Jokowi sedang menyorot sejumlah menteri yang tak bekerja secara maksimal di masa krisis akibat pandemi Covid-19 ini.
Menurut Ujang, sejumlah menteri yang disinggung yakni Menteri Kesehatan Terawan Agus, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly dan sederet menteri dibidang ekonomi.
Baca: Kinerja Menteri Atasi Covid-19 Buruk, Jokowi Keluarkan Ancaman Reshuffle Kabinet: Sudah Kepikiran
"(Peluang di Reshuffle,re) Menkes, Mensos, Menaker, Menkumham, dan menteri tim ekonomi," kata Ujang.
Ujang menguraikan pandangannya terkiat sejumlah menteri itu yang berpeluang di reshuffle.
Menkes Terawan, kata Ujang, dinilai tak menjalankan istruksi Jokowi soal belanja anggaran Kemenkes.
Bahkan, Jokowi menyebut bahwa belanja sektor kesehatan baru 1,53 persen dari Rp 75 triliun.
Ujang mengatakan, Mensos Juliari tak bisa mengendalikan pendistribusian bantuan sosial (bansos) Presiden kepada masyarakat.
Lalu, Menaker Ida Fauziah yang tak bisa mengendalikan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menkumham Yasonna yang terus menimbulkan kontroversi di masyarakat.
"(Yasonna,red) Sudah tahu sendiri banyak kontroversi. Tapi masih aman karena partai," ucap Ujang.
Sedangkan, tim menteri ekonomi di kabinet dinilai tak siap menghadapi krisis akibat pandemi ini.
"Tim menteri ekonomi itu kan tak siap dalam menghadapi Corona. Akhirnya kedodoran," jelasnya.