News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kinerja Menteri Jokowi

Pengamat Sebut Pernyataan Pratikno Soal Kinerja Menteri Sulit Diterima Publik

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo di RM Mbah Jingkrak, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, pernyataan Mensesneg Pratikno soal reshuffle sudah tidak diperlukan lagi.

Menurutnya alasan sudah ada progres luar biasa dari para menteri, terlalu berlebihan.

Menurut Karyono, indikatornya belum cukup untuk menyimpulkan bahwa kinerja menteri sudah ada kemajuan luar biasa.

"Indikator adanya peningkatan pencairan dana penangangan Covid-19 masih perlu dicek lagi, perlu dilihat seberapa besar pencairannya dan sudah terealisasi sampai bawah atau belum, serta sudah tepat sasaran atau belum," kata Karyono kepada Tribunnews.com, Rabu (8/8/2020).

Baca: Pratikno Sebut Isu Reshuffle Kabinet Sudah Tak Relevan, Klaim Kinerja Menteri Meningkat

Lebih lanjut, Karyono mengatakan, peningkatan realisasi anggaran juga bukan satu-satunya ukuran kinerja.

Menurutnya, masih banyak instrumen lainnya untuk mengukur kinerja menteri.

"Pernyataan Pratikno yang menyebut sudah ada kemajuan luar biasa dari para menteri sulit diterima publik," ujarnya.

Apalagi, kata Karyono, jarak waktu antara kemarahan presiden hingga saat ini hanya kurang dari tiga minggu terhitung sejak presiden memimpin sidang kabinet.

Baca: Presiden Jokowi: Saya Minta Semuanya Dipercepat, Terutama yang Anggarannya Besar-besar

"Sehingga kalau ada kemajuan luar biasa dalam tempo singkat, rasanya antara mimpi atau sadar," katanya.

Ia pun menyebut, maksud Mensesneg Pratikno mengeluarkan pernyataan itu hanya untuk meredam gejolak isu reshuffle yang selama dua pekan ini menghangatkan atmosfir politik nasional.

Karyono pun menilai, maksud Pratikno mungkin baik, agar isu reshuffle tidak mengganggu kinerja menteri.

Tujuan Pratikno mungkin untuk mendinginkan suasana, agar para menteri bisa tenang dan fokus dalam menjalankan tugas.

"Jika itu yang dimaksud, semestinya cukup menggunakan narasi yang sifatnya menghimbau untuk menyejukkan suasana dan memberikan penjelasan yang lebih bisa diterima akal sehat," katanya.

Baca: Jokowi Dorong Menteri Miliki Sense of Crisis dan Bekerja Lebih Keras

"Dia tidak perlu menggunakan alasan bauwa sudah ada kemajuan luar biasa dari kinerja menteri sehingga tidak perlu reshuffle," jelas Karyono.

Meski demikian, Karyono mengatatakan bahwa isu reshuffle sudah terlanjur bergulir, yang berawal dari pernyataan presiden, sehingga tidak mudah untuk menyetop.

Namun, terlepas presiden jadi melakukan reshuffle atau tidak, yang pasti ucapan presiden soal reshuffle sudah terlanjur dicatat dalam memori kolektif publik.

"Tidak mudah untuk menghapus. Dan itu akan selalu diingat publik selamanya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini