Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung masalah reshuffle di hadapan jajaran menterinya yang dinilai tidak memiliki sense of crisis, beberapa waktu lalu.
Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan para pembantu presiden di kabinet haruslah sigap dan memiliki kepemimpinan yang bagus.
Hasto beralasan kedua hal tersebut diperlukan mengingat Indonesia menghadapi berbagai krisis akibat Covid-19.
"Pembantu Presiden harus sigap, harus punya kemampuan leadership yang baik. Sehingga tanpa diperintah oleh presiden langsung bergerak untuk menjadikan kementerian yang dipimpinnya itu terdepan. Baik itu dari aspek politik, dari aspek perekonomian, maupun di dalam gerak bersama rakyat untuk menghadapi berbagai persoalan-persoalan yang tidak mudah ini," ujar Hasto, dalam keterangannya, Minggu (12/7/2020).
Baca: Ketum PAN Sebut Terawan Menteri Kesayangan Jokowi, Tak Mungkin Kena Reshuffle Kabinet
Baca: Unggah Video TikTok, Kaesang Pangarep Jadi Bulan-bulanan Netizen: Pak Jokowi Gak Mau Reshuffle Anak?
Namun, dia menegaskan reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif dari presiden.
Pihaknya juga meyakini apabila Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet tentu berbasis evaluasi serta kajian yang mendengar aspirasi masyarakat.
Ketika disinggung mengenai para menteri Kabinet Indonesia Maju yang berasal dari PDIP, Hasto mengatakan mereka menunjukkan soliditas yang kuat.
PDIP, kata Hasto, juga terus mendorong mereka agar menjadi pembantu yang efektif bagi Presiden Jokowi.
"Jadi mereka menunjukkan kinerja terbaik bagi Pak Jokowi dan semuanya kan untuk bangsa dan negara Indonesia," tandas Hasto.