TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menyebut buzzer atau pendengung pada Pilpres 2019, sebagai pasukan non ideologis.
"Ini pasukan yang tidak memikirkan ideologi sama sekali, tetapi lebih memikirkan bisnis semata," kata Awiek sapaan Baidowi dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (12/7/2020).
Penilaian Awiek tersebut berdasarkan pengalaman pada Pilpres 2019, di mana media sosial banyak disebar informasi bohong oleh kelompok buzzer bayaran.
"Dia tidak memikirkan negara porak poranda, apakah negara akan hancur, yang penting dia dapat uang, mengkampanyekan calon yang dia dukung dengan penyebaran hoaks," papar Awiek.
Baca: Sebut Bintang Emon Dikerjai Buzzer, Haris Azhar Ungkit Kasus Veronica Koman: Itu Jadi DPO
Baca: Diserang Buzzer, Bintang Emon Dapat Dukungan dari Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco
Baca: Istana: Buzzer Tidak ada Hubungannya dengan Pemerintah, Bila Salah Silakan Diproses Hukum
Salah satu contoh hoaks pada Pilpres 2019, kata Awiek yaitu, Presiden Jokowi disebut sebagai anggota PKI yang jelas hal tersebut merupakan informasi bohong.
"Hoaks kalau disampaikan secara berulang-ulang, itu akan tersimpan dalam memori masyarakat," ucap Awiek.