News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2020

Pengamat Harapkan Gibran Harus Ada Lawan Tanding Meski Tak Sebanding, Ini Alasannya

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Teguh Prakosa (kanan) saling berpegangan tangan dengan Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo (tengah), dalam acara pengumuman rekomendasi pasangan calon yang diusung PDI-P pada Pilkada Serentak 2020, oleh DPD PDI-P Jateng, Jumat (17/7/2020). Pasangan Gibran-Teguh direkomendasikan oleh DPP PDI-P untuk terjun dalam ajang Pilkada Solo.

TRIBUNNEWS.COM - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa diharap memiliki lawan dalam Pilkada Solo 2020.

Hal tersebut dinilai berguna untuk mengurangi sentimen negatif yang menerpa ayah Gibran, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consultant, Pangi Syarwi Chaniago menilai, majunya Gibran dalam kontestasi Pilkada 2020 dapat membuat citra Jokowi terancam.

Terlebih, jika nantinya Gibran-Teguh melawan kolom atau kotak kosong.

Pangi menyebut, melawan kolom kosong bak buah simalakama.

"Kalau menang, bagaimana sentimen atau prasangka yang dianggap presiden berkuasa, ada hal yang tidak normal," ungkap Pangi dalam program Overview Tribunnews.com, Kamis (23/7/2020).

"Kalau kalah, mau ditaruh di mana wibawa atau citra presiden, jadi ini menjadi buah simalakama, menang menjadi masalah, ketika kalah nanti juga ada masalah," lanjutnya.

Analis politik Pangi Syarwi Chaniago (Ist)

Baca: Gibran-Teguh Belum Tentu Lawan Kotak Kosong, KPU: Satu Bakal Calon Independen Sedang Perbaiki Syarat

Pangi menilai harus ada lawan Gibran-Teguh di Pilkada Solo 2020.

"Mestinya harus ada lawan tanding walaupun tidak akan sebanding, tidak kotak kosong," ungkapnya.

Menurut Pangi, jika Gibran melawan kotak kosong, sentimen atau citra presiden menjadi berat.

"Sehingga cara untuk menyelamatkan muka presiden adalah harus ada lawan," kata Pangi.

Pangi mengungkapkan, tidak adanya lawan Gibran-Teguh dari partai politik lain memanglah bukan kesengajaan.

"Sebenarnya presiden tidak juga mendesain kotak kosong atau PDIP di Solo tidak mendesain itu, tetapi secara alamiah mental orang down duluan untuk bertanding melawan Gibran," ujarnya.

Baca: Politikus PDIP Beberkan Empat Modal yang Dimiliki Gibran Rakabuming Dalam Pilkada Solo

Pangi menyebut, secara minimalist winning coallition tidak ada yang terpenuhi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini