Hal tersebutlah yang menimbulkan pertanyaan Achmad Purnomo, ketika syarat maju di Pilkada Solo 2020 sudah ada digenggaman, namun seorang anak Presiden Republik Indonesia-lah yang mendapat rekomendasi.
Menanggapi hal tersebut, di momen yang sama, Nusyirwan Soejono, Ketua DPP PDIP memberikan tanggapannya.
Dirinya mengatakan tentu bahwa proses pemilihan kepala daerah itu tidak hanya melihat dari daerah saja, misalnya dari Solo saja, namun berlaku secara umum di seluruh Indonesia.
"Bagi PDIP itu sudah ada peraturannya sendiri," tuturnya.
Pihaknya mengatakan walaupun seorang Paslon diusulkan dari bawah, bisa saja proses itu berganti berdasarkan tinjauan survei, elektabilitas.
Serta pertimbangan-pertimbangan politis dari cabang, kemudian naik provinsi, dan akhirnya sampai ke pusat.
Apa keunggulan Gibran dibandingkan Achmad Purnomo?
Saat ditanya apa keunggulan Gibran sang anak Presiden dibandingkan Achmad Purnomo, Nusyirwan pun tak menjelaskannya secara gamblang.
Dirinya mengatakan tentu bahwa di internal memiliki pertimbangan-pertimbangan strategis, juga dilihat dari elektabilitas.
Serta tinjauan dari hasil survei dan sebagainya.
"Tim kami ada hal yang disampaikan kepada publik dan ada yang tidak bisa, mohon maaf ini pertimbangan politik internal yang tidak bisa kami sampaikan secara keseluruhan," terangnya.
"Namun yang berkaitan dengan proses itu boleh-boleh saja karena secara umum sama tentunya, kami memiliki perhitungan dan pertimbangan pertimbangan sendiri."
Lantas saat ditanya apakah Gibran sebagai anak Presiden Jokowi memiliki faktor yang kuat dalam proses rekomendasi, Nusyirwan pun tidak menjawabnya secara gamblang.
"Bawa bukan hal baru PDIP Perjuangan itu mengajukan anak muda, generasi muda untuk memimpin, itu bukan kali ini saja," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kompas.com/Labib Zamani)