News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2020

Mardani Ali Sera: Tidak Ada Kompetisi Itu Orang Lawan Kotak Kosong

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mardani Ali Sera.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI fraksi PKS Mardani Ali Sera menyoroti isu calon kepala daerah melawan kotak kosong dalam kompetisi Pilkada Serentak 2020.

Misalnya saja Pilkada di Kota Solo di mana pasangan Gibran Rakabuming dan Teguh Prakoso berpotensi melawan kotak kosong mengingat porsi kursi di DPRD dan peta politik Solo yang sulit untuk menghadirkan sang lawan.

Mardani menyayangkan jika nantinya kualitas demokrasi menurun karena adanya kontestan melawan kotak kosong.

Baca: PKS Siap Ajak Achmad Purnomo Lawan Gibran di Pilkada Solo

"Demokrasi itu identik dengan kompetisi, tidak ada kompetisi itu orang lawan kotak kosong, itu bukan demokrasi," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/7/2020).

"Mestinya orang lawan orang. Karena, kontestasi karya dan gagasan," imbuhnya.

Menurut Mardani, adanya beberapa calon dalam gelaran Pilkada Serentak 2020 justru malah memberikan ruang untuk berkompetisi secara sehat.

"Walaupun sekarang begini perlu digarisbawahi, ketika kita punya tiga, empat mereka tidak sedang bermusuhan mereka sedang berkompetisi. Mereka adalah suatu anak bangsa yang sama-sama mencintai negeri," ucapnya.

Baca: Diajak PKS untuk Lawan Gibran dalam Pilkada Solo, Achmad Purnomo: Sudah Tidak Mungkin Lagi

Oleh karena itu, Mardani menegaskan PKS membuka diri dengan partai mana pun agar tidak ada gelaran kontestan yang melawan kotak kosong di Pilkada Serentak 2020.

"Sikap PKS kita terbuka berkoalisi dengan semua, karena kita menganggap, semua partai punya platform yang sama dalam mencintai negeri tapi caranya beda-beda," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini