News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemerhati Pendidikan: Tak Ada Sinyal dan Internet Jangan Jadi Alasan untuk Buka Sekolah

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah guru kelas melakukan kegiatan mengajar jarak jauh kepada peserta didik yang ada di rumah masing-masing dengan metode belajar mengajar secara daring (online), di SDN 026 Bojongloa, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (27/7/2020). Proses belajar mengajar daring yang diterapkan di sekolah ini menggunakan aplikasi WhatsApp Group, Google Form, dan Google Classroom. Sementara bagi peserta didik yang tidak memiliki smartphone, pihak sekolah mengharuskan orang tua siswa ke sekolah setiap hari untuk mengambil lembaran soal yang bisa dikerjakan siswa di rumah. Sedangkan hasil pengerjaan soalnya dikumpulkan lewat komite seminggu sekali untuk penilaian. Tribun Jabar/Gani Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati masalah pendidikan,  Doni Koesoema angkat bicara soal rencana pemerintah menggelar sekolah tatap muka di luar zona hijau penyebaran Covid-19.

Doni mengingatkan jangan sampai tidak ada sinyal dan internet di beberapa wilayah tertentu menjadi alasan pemerintah membuka sekolah di luar zona hijau.

"Tidak ada sinyal dan internet itu kan bukan alasan untuk membuka sekolah. Kalau persoalannya adalah sinyal dan internet maka yang dicari adalah bagaimana proses belajar itu sesuai dengan kondisi daerah," ujar Doni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (28/7/2020).

Baca: Pemerintah akan Izinkan Sekolah Tatap Muka di Kelas, Ini Kata Pemerhati Pendidikan

Menurut Doni ada banyak alternatif lain yang bisa diambil oleh daerah yang memiliki kesulitan dalam mengakses sinyal dan internet. Antara lain melalui radio dan televisi.

Namun bila teknologi masih menjadi penghalang, Doni mengungkap ada sistem guru kunjung yang akan menyambangi daerah tertentu untuk memberikan pelajaran kepada siswa secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Ada juga alternatif lain seperti sekolah membuat modul-modul dikirimkan lewat pos ke rumah-rumah, lalu anak (siswa, - Red) mengerjakan, dikumpulkan seminggu sekali. Atau guru datang berkunjung kemudian memberikan modul. Kan ada banyak alternatif," kata dia.

Doni menegaskan prinsip keselamatan dan keamanan siswa harus diutamakan dan menjadi pertimbangan pemerintah sebelum mengambil kebijakan.

"Jadi alasannya kalau tidak ada sinyal dan internet kemudian dibuka sekolah tatap muka itu menurut saya tidak masuk akal. Karena prinsip keselamatan dan keamanan anak itu harus diutamakan disini," jelas Doni.

"Itu yang harus dipertimbangkan Pak Doni Monardo. Jangan karena desakan-desakan dari orang tua, lalu kemudian membuka sekolah, itu nanti akan berakibat fatal," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pemerintah berencana memberikan izin penyelenggaran sekolah tatap muka di luar zona hijau penyebaran Covid-19.

Menurut Doni, pemberian izin akan diberikan dan diumumkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hal itu disampaikan Doni usai rapat terbatas terkait Pengarahan Kepada Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19, melalui virtual, Senin (27/7/2020).

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan langkah-langkah. Dan mungkin tidak lama lagi akan diumumkan daerah-daerah yang selain zona hijau itu juga akan diberikan kesempatan melakukan kegiatan belajar tatap muka," kata Doni.

Meski begitu, Doni menegaskah bahwa penerapan sekolah tatap muka di luar zona hijau akan digelar secara terbatas.

Yakni, jumlah siswa yang hadir dalam satu kelas juga dibatasi dan durasi belajar di kelas akan dipersingkat

Doni juga menyadari bahwa banyak siswa di daerah yang kesulitan dalam belajar jarak jauh karena sulitnya sinyal internet.

Ia lantas memuji kreativitas daerah yang memberlakukan kebijakan belajar menggunakan radio di masa pandemi ini.

"Beberapa daerah yang telah berinisiatif menggunakan radio panggil sebagai sarana pembelajaran oleh guru tentunya kita berikan apresiasi karena tidak ada rotan, akar pun jadi," ucap Doni.

"Jadi inilah kreativitas yang berkembang di masyarakat dan kami tentunya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah melakukan berbagai langkah dan upaya sehingga kegiatan belajar-mengajar tetap dilakukan dengan segala keterbatasan yang ada," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini