TRIBUNNEWS.COM - Warga Negara Indonesia (WNI) di Sydney menyelenggarakan salat Idul Adha dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Salat Idul Adha 1441 hijriah yang jatuh pada Jumat (31/7/2020) diselenggarakan di Masjid Al Hijrah, Sydney.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Salat Idul Adha di masjid-masjid yang berada di Sydney pada tahun ini harus dilakukan secara terbatas.
Jamaah yang boleh ikut dibatasi maksimal 100 orang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, termasuk aturan physical distancing dengan jarak 1,5 meter.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW).
Baca: Salat Idul Adha di Istana Bogor, Kaesang Pangarep Kaget saat Presiden Jokowi Lakukan Ini Padanya
Konjen RI di Sydney, Heru Subolo mengawali kegiatan salat meminta para jamaah untuk mendoakan para pemimpin, tenaga kesehatan, dan seluruh masyarakat Indonesia agar senantiasa diberikan kekuatan, kesabaran, dan perlindungan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Hari Raya Idul Adha mengajarkan kita semua untuk memaknai ketaatan dan kesabaran sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail," ujar Konjen RI di Sydney dalam keterangannya.
Sementara itu, Ustadz Romzy Ali dalam khutbahnya menyampaikan kepada para jamaah untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menolong siapapun yang membutuhkan bantuan, terutama dalam menghadapi situasi pandemi.
Pelaksanaan Salat Iduladha di Masjid Al Hijrah tidak hanya diikuti oleh masyarakat dan diaspora Indonesia, tetapi juga oleh warga muslim lainnya.
Pelaksanaan salat tahun ini dikoordinasikan oleh sejumlah komunitas muslim, termasuk oleh komunitas muslim Indonesia, Center for Islamic Dakwah and Education.
Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW) kembali menerapkan kebijakan restriksi.
Hal tersebut menyusul adanya sejumlah kasus positif baru Covid-19 di Sydney, di antaranya pengurangan kapasitas pengunjung di restoran, fasiltias olahraga, acara pernikahan dan pemakaman, serta tempat ibadah.