TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8/2020) lalu, dinilai sebagai momentum merajut kembali kemesraan kedua partai yang pernah terjalin pada Pemilu 2009 lalu.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengibaratkan kedua partai sedang mengalami fase Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK).
Hal itu lantaran kedua partai sempat berseberangan di dua Pemilu yaitu 2014 dan 2019.
"Ibarat dua pasangan, Gerindra dan PDIP sedang CLBK, lagi mesra-mesranya. Buktinya, kedua partai ini banyak berkoalisi di Pilkada 2020 dan kekompakan di Senayan menjadi bukti sahih keduanya lagi mabuk asmara," kata Adi saat dihubungi Tribunnews, Senin (10/8/2020).
Baca: Pengamat: Kemesraan Megawati dan Prabowo Saat Ini Belum Tentu Berlanjut hingga 2024
Adi melihat diundangnya Megawati ke KLB Gerindra menandakan mantan Presiden ke-5 RI itu sangat spesial bagi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Apalagi, ketua umum partai lain tidak diundang dalam gelaran KLB Partai Gerindra tersebut.
Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebut kedua partai berpeluang besar berkoalisi di Pemilu 2024.
"Sangat mungkin PDIP dan Gerindra berkoalisi di Pilpres 2024. Kemesraan mereka saat ini sangat luar biasa. Undangan ke Megawati saat KLB menjadi penanda bahwa bahwa mantan Presiden ke-5 RI itu sangat spesial bagi Prabowo," ucap Adi.
Adi menambahkan, kedua partai memiliki bekal yang cukup jika memutuskan berkoalisi di Pemilu 2024.
Ia menyebut pasangan Prabowo-Puan Maharani berpotensi maju di kontestasi Pilpres 2024.
"Kalau tak ada kejadian luar biasa, sepertinya PDIP dan Gerindra bakal maju bersama di 2024. Bekal politiknya ada yakni parpol yang mencukupi ambang batas presiden 20 persen dan calon yang sudah ada, Prabowo-Puan," pungkasnya.