News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Soal Fenomena Klaim Obat Covid-19, Ini Kata Staf Khusus Menteri Kesehatan

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hadi Pranoto mengklaim menemukan obat Covid-19 yang dihargai Rp 150.000 per botol yang telah ampuh sembuhkan ribuan pasien positif corona.

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Kesehatan Mariya Mubarika angkat bicara soal fenomena klaim obat covid-19.

Ia menilai hal itu merupakan buntut kecemasan dan kebingungan masyarakat di masa pandemi.

Oleh karenannya, kemudian banyak orang berlomba-lomba ingin berkontribusi untuk menghilangkan kecemasan tersebut.

Baca: Warga Malang Berupaya Rebut Jenazah Covid-19, Buka Kantong Jenazah Lalu Menciumnya

Baca: Menaker: Pekerja di Jawa Barat Paling Banyak Terdampak Covid-19

"Semua orang ingin aman, ini yang mungkin muncul keinginan dari sejumlah warga untuk  mempunyai karya, berkontribusi," kata dokter Mariya dalam diskusi 'Bangun Optimisme Tanpa Hoaks', Minggu, (9/8/2020).

Hadi Pranoto sosok yang klaim temukan obat Covid-19 menggelar jumpa pers di Rumah Makan Leuit Ageung, Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (3/8/2020). (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Hanya, menurutnya, karya-karya tersebut kemudian menjadi klaim-klaim tanpa penelitian atau metodologi yang seharusnya.

Baca: Pemerintah Diminta Belajar dari Negara Lain Jalankan Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19

Misalnya fenomena kalung serta obat anti Covid-19, serta air drone untuk menjamin udara bersih. 

Belum lagi menurutnya di era sekarang ini banyak orang yang tidak memiliki background mengomentari masalah Covid-19, yang berakibat semakin bingungnya masyarakat. 

"Oleh karena itu harus ada kewajiban negara  melindungi," kata dia. 

Kementerian kesehatan, kata Mariya, terus berupaya meluruskan informasi yang muncul di tengah masyarakat mengenai Covid-19. 

Terutama mengenai apa yang dinamakan obat Covid-19 sehingga tidak menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.

"Ini bencana kebingungan, bencana kecemasan. Peran mereka mungkin supaya orang ga cemas , tapi kita perlu meluruskannya, yang terpenting ada data," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini