News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Nasib Juru Kunci Makam Inggit Garnasih dan Cut Nyak Dhien: Asep Makan Singkong, Oneng Suguhkan Kopi

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam Inggit Garnasih, di pemakaman umum Babakan Ciparay, di Margahayu Utara, Kelurahan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH

"Kalau Pak Ridwan Kamil pernah datang sewaktu jadi Wali Kota Bandung," kata Bah Oneng.

Para Gubernur, kata Bah Oneng, tak pernah ada, kecuali Aang Kunaefi saat pemakaman Inggit pada 1984.

Termasuk para pejabat pun tak pernah ada yang berkunjung ke makam baik Inggit maupun Tjut Nyak Dien, apalagi selevel presiden, menteri, gubernur, bahkan bupati pun.

News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra (kanan) berbincang dengan Abah Oneng (kiri) penjaga makam Inggit Garnasih, di pemakaman umum Babakan Ciparay, di Margahayu Utara, Kelurahan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

Menurut kuncen makam Tjut Nyak Dien, hanya para dandim yang banyak berziarah ke makam Tjut Nyak Dien. Sementara pejabat, dari Aceh pun, tak pernah ada.

"Kalau masyarakat dari Aceh, setiap tahun pasti ada, umunya mereka yang ke Bandung, sekalian berziarah ke sini, biasanya rombongan," kata Asep.

Baik Bah Oneng dan Asep, kedua kuncen itu, tidak terlalu berharap banyak dari pemerintah mengenai biaya perawatan kedua makam itu.

Kalau ada ya disyukuri, tidak ada mereka tak banyak berharap, karena kehadirannya merawat makam tersebut datang dari keikhlasannya.

Asep pernah mengajukan proposal baik ke pemerintah maupun dermawan untuk biaya perawatan makam, namun tak satu pun yang merespon.

Staff to Director Cecep Burdansyah (kanan) mewawancarai penjaga makam pahlawan nasional Cut Nyak Dhien, di Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). TRIBUNNEWS/FEBBY MAHENDRA PUTRA (TRIBUN/FEBBY MAHENDRA PUTRA)

Namun ia mengaku pernah dapat bantuan untuk menebang pohon, sebesar Rp 1,5 juta dari Pemerintah Provinsi Aceh, karena pohon itu kalau ambruk pasti menimpa gazebo.

Berbeda dengan makam Inggit yang merupakan Pemakaman Umum Pemerintah Kota Bandung, makam Tjut Nyak Dien berada di pemakaman keluarga H Sanusi, seorang ulama terkemuka di Sumedang.

Asep setiap tahun membayar Pajak Bumi dan Bangunan dari uang yang ia terima dari penziarah, termasuk listrik. Untuk makan sehari-hari, terkadang Asep makan singkong yang ia tanam di sekeliling makam.

Setiap hari, meskipun tidak banyak, masyarakat yang berziarah ke dua makam tersebut, selalu ada. Umumnya mereka yang sudah mengetahui peran dan jasanya bagi bangsa Indonesia.

Inggit Garnasih merupakan istri kedua Soekarno. (tribunnews)

Tjut Nyak Dien yang gigih membela tanah dan rakyat Aceh dari cengkraman Belanda pernah diangkat ke layar lebar oleh Eros Djarot, dan Christine Hakim berperan sebagai Tjut Nyak Dien.

Sementara kisah Inggit yang mengantarkan suaminya, Bung Karno ke istana kepresidenan, sempat ditulis kisahnya yang herois dan romantik oleh sastrawan kenamaan, Ramadhan KH, berjudul Kuantar ke Gerbang.

Buku tersebut termasuk buku paling bagus dan klasik yang mengisahakan percintaan dan perjuangan Inggit Garnasih dan Bung Karno.

Kisah Inggit pun pernah dipanggungkan beberapa versi dalam bentuk teater, dengan pemeran Maudy Koesnaedi dan Happy Salma yang berpesan sebagai Inggit. (cep/tribunnetwork)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini