Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Presiden RI Fadjroel Rachman membantah kabar rencana reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang sempat dihembuskan Indonesia Police Watch (IPW).
Fadjroel menegaskan, bahwa tidak ada pergantian menteri atau kepala lembaga yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat ini.
"Tidak ada reshuffle," kata Fadjroel saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (21/8/2020).
Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) menduga akan adanya rotasi dan pergantian kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pergantian atau pergeseran kabinet tersebut dilakukan Jokowi setelah adanya pergantian Panglima TNI.
Baca: IPW Duga Jokowi akan Lakukan Reshuffle dan Diperkirakan Menteri Berlatar Belakang Polri Bertambah
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan setidaknya ada 11 hingga 18 anggota kabinet yang bakal digeser atau berganti tugas.
"Sedikitnya ada 11 hingga 18 anggota kabinet yang akan bergeser dan berganti," kata Neta dalam keterangannya, Kamis (21/8/2020).
Baca: IPW Kritik Mutasi AKBP Napitupulu Suami Jaksa Pinangki : Harusnya Dia Itu Nonjob
Neta menyampaikan nantinya jumlah menteri yang memiliki latar belakang dari kepolisian di kabinet juga diprediksi bertambah. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut ihwal figur polri yang bakal masuk ke kabinet Jokowi.
"Jumlah menteri dari anggota Polri diperkirakan juga akan bertambah dalam kabinet hasil reshuffle ini," jelasnya.
Baca: Diduga Hapus Red Notice Djoko Tjandra, IPW Desak Brigjen Nugroho Wibowo Juga Dicopot
Dari informasi yang didapatkan IPW, sedikitya ada 11 menteri Jokowi yang akan di-reshuffle.
Di antaranya Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi, Menkumham, Menpora, Mendikbud dan Menteri Pariwisata.
Selain itu, Menteri Perdagangan, Menaker, Mensos, Menteri Kominfo, Menkes, Menteri Perindustrian, Meneg BUMN, Menteri Agama, Kepala Bulog, dan beberapa kementerian lain.
"Sementara pergantian Kapolri akan dilakukan sesuai jadwal, yakni pensiunnya Jenderal Idham Azis pada awal Januari 2021," ungkapnya.
Ia menduga reshuffle kali ini lantaran Jokowi kecewa dengan kinerja milenial yang berada di kabinetnya.
Sebaliknya, reshuffle itu sebagai hasil evaluasi kinerja jajarannya dalam setahun terakhir.
"Dalam reshuffle kali ini, sepertinya Jokowi kecewa dengan anak anak milenial yang dimasukkannya dalam kabinet, sehingga reshuffle ini sekaligus akan mengevaluasi kinerja mereka," pungkasnya.