TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mencanangkan Desa Bersinar atau Bersih dari Narkoba dalam kunjungan ke Kabupaten Gorontalo, Sabtu (12/09/2020).
Peluncuran Desa Bersinar dilaksanakan di Taman Wisata Embung, Desa Hutadaa, dihadapan ratusan penggerak anti narkoba desa, pejabat BNN, dan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo berikut jajarannya.
"Tidak mungkin desa maju tanpa kaum muda yang sehat dan bersemangat. Tidak mungkin kaum muda sehat jika terpapar narkoba," kata Wamendes Budi Arie dalam keterangan yang diterima Tribunnews.
Baca: Wamendes Minta Pemuda Jadi Pendorong Kemajuan di Desa
Wamendes menegaskan bahwa kini saatnya masyarakat desa bahu membahu membangun desa.
Pemerintahan desa harus memberdayakan masyarakatnya, terutama kaum muda agar terus berinovasi dan berkarya.
Budi Arie melihat Kabupaten Gorontalo mengalami kemajuan pesat di bawah Bupati Nelson Pamolango dan para kepala desa di 191 desa.
Wamendes juga menyinggung penggunaan Dana Desa harus digunakan sepenuhnya bagi kepentingan kemajuan masyarakat.
"Kreatifitas Desa Hutadaa yang telah membangun pasar dan embung wisata ini bukti inovasi desa yang bagus. Lahan yang luas ini dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Baca: Wamendes Kenalkan Wisata Produk Desa Rumah Keong di Klungkung
Budi Arie menyatakan siap membantu desa-desa di Kabupaten Gorontalo agar lebih maju lagi.
Sebelumnya, Wamendes melihat Kawasan Wisata Hiu Laut Botu Barani, Kabupaten Bone Bolango.
Ditemani Bupati Gorontalo Nelson, Budi Arie melihat sarana olahraga di atas fasilitas pengolahan air di Desa Tenggela, meninjau pasar dan terakhir taman wisata embung di Desa Hutadaa.
"Saya akan melihat dan terus mendorong gerakan ekonomi rakyat di perdesaan. Pandemi Covid-19 jangan membuat kegiatan ekonomi mandek," kata Budi Arie.
Wamendes Budi Arie juga terus mendorong peran kaum milenials dalam membangun desa.
Kaum muda, tegas Budi Arie, tidak boleh alergi menjadi petani.
"Kalau milenials tidak mau bertani, maka 10-20 tahun lagi siapa yang menyediakan pangan? Masak harus impor," tanya Wamendes Budi Arie Setiadi.