Laporan wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan kemenangan Joko Widodo-Ma'aruf Amin dalam Pilpres 2019 lalu, Negeriku Indonesia Jaya (Ninja), mendukung langkah positif Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok untuk memperbaiki Pertamina.
"Apa yang dilakukan oleh Ahok itu sudah benar, karena tujuan dia adalah bagaimana menaikan kinerja Pertamina ini dalam kondisi yang lebih sehat, lebih maju dan transparan," kata Ketua Umum Ninja C Suhadi dalam keterangan persnya, Rabu (16/9/2020).
"Oleh karenanya menurut saya jika langkah-langkah yang dilakukan itu untuk memperbaiki Pertamina ke arah lebih baik maka harus diapresiasi ke dalam bentuk yang positif bukan dalam bentuk negatif," ujarnya.
Baca: Usul Bubarkan Kementerian BUMN, Ahok: Kita Bangun Semacam Temasek, Indonesia Incorporation
Menurut Suhadi, kalau ada orang mengatakan Ahok harus mundur dan sebagainya, itu salah dan publik harus bertanya ada apa dengan orang yang menyuruh mundur itu?
"Sudahlah negeri ini harus berubah dalam konteks apapun. Bukan hanya di Pertamina tentunya, tapi juga di sektor-sektor lain misalnya di perusahaan plat merah dimana dia harus menghasilkan devisa bagi negara dan transparan," terangnya.
Suhadi menjelaskan, terkait adanya Holding dan sub holding itu baru sebatas wacana Ahok.
Baca: Pengamat Sebut Kritik Ahok soal Bongkar Pasang Direksi dan Komisaris BUMN Perlu Didengar
Sehingga, tidak mungkin juga dalam waktu dekat ini diselesaikan karena harus mengacu pada Undang-Undang dan sebagainya.
"Kalau hanya untuk sekadar wacana saya rasa oke-oke saja, kalau hal itu bagus dan bisa dilakukan. Tapi itu juga kan bukan sekarang ini ujuk-ujuk dilakukan, pasti tidak akan bisa. Karena akan ada peraturan-peraturan yang harus diubah atau diganti. Jadi itu baru sebatas wacana," ucapnya.
Penjelasan Pertamina
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali bicara blak-blakan soal buruknya tata kelola di PT Pertamina (Persero).
Ahok menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak 22 November 2019.
Ahok alias BTP membeberkan sejumlah masalah di tubuh Pertamina.
Mulai dari gaji besar pejabat nonjob Pertamina, utang perusahaan yang membengkak, hingga masalah penunjukan direksi dan komisaris.
Baca: Ahok Beberkan Sosok Saefullah, Sekda DKI Jakarta yang Meninggal Dunia Hari Ini