TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah resmi meningkatkan kasus kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung) dari penyelidikan ke penyidikan, sesuai hasil gelar perkara pada akhir pekan ini.
Bareskrim Polri berencana memeriksa belasan saksi pada Senin (21/9/2020) untuk pengembangan dan menemukan tersangja di kasus ini.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan 12 saksi yang diperiksa merupakan bagian dari 131 saksi yang telah diperiksa sebelumnya.
"12 saksi yang mau dipanggil adalah mereka yang mengetahui pasti peristiwa kebakaran. Karena sudah naik penyidikan, maka saksi yang kemarin diperiksa lagi dengan panggilan resmi,” kata Argo, dalam keterangannya, Sabtu (19/9/2020).
Untuk diketahui dari hasil penyelidikan, Bareskrim Polri menyimpulkan bahwa sumber api bukan disebabkan adanya hubungan arus pendek listrik melainkan diduga karena open flame (nyala api terbuka).
Adapun api berasal dari lantai 6 ruang rapat Biro Kepegawaian Kejaksaan Agung.
Kemudian api dengan cepat menjalar ke ruang lain, karena diduga terdapat cairan yang mengandung senyawa hidrokarbon serta kondisi gedung yang hanya disekat oleh bahan yang mudah terbakar seperti gypsum, lantai parkit, panel HPL, dan bahan mudah terbakar lainnya.
Nantinya, pelaku pidana penyebab terjadinya kebakaran hebat di Gedung Utama Kejaksaan Agung pada Sabtu malam (22/8) itu bakal dijerat dengan pasal 187 atau 188 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal kurungan penjara selama 15 tahun.