News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iklim La Nina Sedang Berkembang di Samudera Pasifik, Dampaknya Terjadi Peningkatan Curah Hujan

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

La Nina Sedang Berkembang di Samudra Pasifik, Waspadai Dampaknya bagi Indonesia

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator hingga akhir September 2020. Berdasarkan pantauan, didapati anomali iklim La Nina sedang berkembang.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, hal itu diketahui karena Indeks El Nino-Southern Oscillation suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir.

Nilai anomalinya telah melewati angka -0.5°C, yang jadi ambang batas kategori La Nina.

"Memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021," ucap Herizal dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/10/2020).

Baca: BMKG: La Nina Sedang Berkembang di Samudra Pasifik, Waspadai Dampaknya bagi Indonesia

Mengacu pada catatan histotis keberadaan iklim La Nina di Indonesia adalah terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan hingga mencapai 40 persen dari normal.

Tapi dampaknya tidak menyeluruh terjadi di Indonesia. Di bulan Oktober - November, peningkatan curah hujan bulanan bisa terjadi di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.

Kemudian Desember - Februari 2021, peningkatan curah hujan bisa terjadi di Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Sementara pada bulan Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan.

Baca: Peringatan Dini Gelombang Tinggi BMKG 3 Oktober 2020, Capai 6 Meter di Samudra Hindia Barat Bengkulu

Antara lain Pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Peningkatan curah hujan ini berpotensi menjadi pemicu bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor.

Masyarakat maupun pemangku kepentingan diharapkan mengoptimalkan tata air terintegrasi dengan menyiapkan kapasitas sungai dan kanal untuk menampung debit air berlebih.

"Para pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih optimal melakukan pengelolaan tata air terintegrasi dari hulu hingga hilir misalnya dengan penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih," ujar dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini