News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Sersan Mayor Maksum Bangga Baca Alquran di Depan Presiden Jokowi: Lebih Minder di Depan Ulama

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat membaca ayat suci Alquran di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sersan Mayor Maksum (43) bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1996.

Semenjak bergabung ke TNI, Maksum mulai belajar menjadi seorang qori atau pelantun Ayat Suci Alquran.

Nama Maksum kini sudah dikenal masyarakat luas, khususnya dari kalangan muslim, karena keahliannya dalam Tilawatil Quran.

Tentara baret merah itu adalah satu-satunya Qori terbaik di satuan Pasukan Komando Khusus (Kopassus).

Keseharian Pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat itu bertugas di Pembinaan Mental (Bintal) Kopassus Cijantung, Jakarta Timur sedari tahun 2015 sampai saat ini.

"Belajar melantunkan ayat-ayat suci Alquran selama tiga tahun, mulai tahun 1999 - 2001," ucap Maksum saat ditemui khusus Tribun di kantornya, Senin (5/10/2020).

Maksum sudah bercita-cita menjadi seorang tentara sejak masih di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sebagai satu-satunya qori di satuan Kopassus, pria yang sudah dikaruniai 4 orang anak ini kerap diminta Mabes TNI untuk mengisi acara-acara keagamaan.

Salah satu acara besar yang pernah diisi Maksum yakni buka puasa bersama antara TNI dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Acara tersebut diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada tahun 2019.

Maksum mengaku sangat bangga bisa melantunkan ayat suci Alquran untuk Presiden Jokowi yang merupakan orang nomor satu di Indonesia.

Baginya itu merupakan sebuah pencapaian besar. Diakui Maksum, ia sama sekali tidak minder melantunkan ayat-ayat suci Alquran untuk Presiden Jokowi.

"Lebih minder berhadapan dengan alim ulama atau kiai ketimbang pejabat negara. Karena mereka kan lebih tahu bagaimana membaca Alquran yang benar, jadi kalau saya tidak sengaja salah mereka tahu," ucap Maksum.

Baca: HUT ke-75 TNI, Anggota Komisi I Nilai Perlu Modernisasi SDM dan Alutsista

Berikut petikan wawancara lengkap Tribun Network dengan Maksum, Tentara Baret Merah yang juga seorang Qori.

Sejak kapan menjadi seorang tentara?

Saya masuk menjadi TNI itu mulai seleksinya tahun 1995 dan diangkat menjadi TNI tahun 1996.

Apa menjadi TNI cita-cita Anda sejak kecil?

Saya punya cita-cita dulu waktu SD kepingin jadi guru, tetapi guru ini harus kuliah. Di satu sisi kondisi ekonomi keluarga saya tidak mendukung untuk kuliah. Begitu sekolah SMP cita-cita saya berubah lagi, cita-cita saya malah lebih tinggi dibanding waktu SD.

SMP kelas 1 itu cita-cita saya kepingin jadi anggota dewan. Tapi itu kan juga harus kuliah juga, ternyata dengan melihat latar belakang keluarga, sepertinya tidak mungkin bisa diwujudkan.

Akhirnya, pekerjaan apa yang bisa saya dapat dan statusnya negeri, sepertinya jadi TNI. Nah sejak kelas 2 SMP itulah cita-cita saya berubah menjadi TNI.

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat menjalankan rutinitasnya di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Apa saja yang berkesan sejak menjadi anggota TNI?

Pekerjaan yang paling cepat untuk menjadi pegawai negeri itu TNI, dengan risiko pendidikan yang mungkin sakit dan sebagainya, tapi itu memang salah satu cobaan dan rintangan yang harus kita lawan kalau kita ingin berhasil.

Seberapa puas Anda menjadi seorang TNI?

Karena saya sudah punya cita-cita dari kecil, insyaallah dan Allah memberikan takdir sesuai dengan cita-cita ya insyaallah puas.

Apalagi ditambah dengan ada satu kemampuan yang Allah hidayahkan pada saya, saya malah lebih puas dibandingkan dengan teman-teman saya, karena di satu sisi kemampuan itu barang langka.

Jarang kita lihat seorang TNI bisa tilawatil quran. Dengan tilawatil quran itu di satu sisi bisa membawa nama keluarga saya, membawa nama daerah dan membawa nama satuan saya.

Baca: HUT ke-75 TNI, Anggota Komisi I Nilai Perlu Modernisasi SDM dan Alutsista

Bagaimana suasana HUT ke-75 TNI tengah Covid-19 ini?

Karena situasi Covid-19 ini kita tidak ada upacara, kita disuruh nonton, karena itu yang diinstruksikan para pejabat TNI. Yang jelas saya pribadi bersyukur pada Allah meskipun sampai saat ini belum bisa memberikan yang lebih pada negara.

Tapi setidaknya lewat tilawatil quran ini saya bisa banyak bersyukur, bisa membawa nama TNI, membawa nama satuan kopassus di masyarakat.

Dengan kemampuan tilawatil quran yang dipercayakan Allah, saya bisa mengisi acara sampai di depan presiden waktu di Monas.

Sejak kapan belajar tilawatil Quran?

Kalau cita-cita saya dari kecil, kalau pekerjaan kan kepingin jadi guru, anggota dewan sampai akhirnya jadi seorang TNI.

Tetapi kalau boleh jujur, sejak kecil cita-cita saya itu kepingin jadi Qori memang. Bahkan kalau saya dengar di masjid itu, disetel kasetnya Haji Muhammad, sampai saya diam.

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat menjalankan rutinitasnya di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Saya dengar benar-benar, sampai saya punya angan-angan, ya Allah saya kepingin bisa baca Quran sampai seperti ini. Cuma waktu itu kita mau belajar susah, karena nyari gurunya susah.

Makanya salah satunya cara untuk saya belajar dengan menggunakan kaset beliau, dan Alhamdulillah, setelah bisa, bahkan sering manggung bareng.

Motivasi awal menjadi seorang Qori itu apa?

Saya tertarik itu karena begini, kalau kita sudah bisa tilawatil quran, nanti kaitannya dengan kita menjadi imam salat, kaitannya dengan baca shalawat, karena itu semua kaitannya sudah dengan seni, pasti enak didengar.

Biasanya di kampung-kampung itu kalau sudah bisa tilawatil quran, sering dipakai tenaganya sama masyarakat, sering diundang sama masyarakat, sehingga sedikit tidak kita bisa dikenal masyarakat lewat tilawatil quran.

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat menjalankan rutinitasnya di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Kita mungkin tidak hafal beliau-beliau yang mengenal kita, tapi beliau-beliau insyaallah hafal kepada kita.

Dan itu, ternyata Allah buktikan juga, meskipun saya seorang TNI, di samping kita dinas, ada waktu diundang mengisi acara.

Baca: Aparat TNI di Entikong Amankan Pekerja Migran Selundupkan 5,4 Kilogram Sabu dari Malaysia

Dengan itu juga Alhamdulillah kita bisa kenal para Habib, Kiai, sampai-sampai dulu kita kenal Kiai Haji Zainudin MZ, Kiai Jefri al-buchori juga sering manggung bareng.

Kita kenal Qori legendaris kita Kiai Haji Muammar sering juga manggung bareng beliau. Itu merupakan bukti yang Allah tunjukkan pada saya punya kemampuan atau hidayah dari Allah lewat Tilawatil Quran.

Apa setiap ada kegiatan internal TNI, khususnya kegiatan keagamaan umat Islam, apa Anda selalu diminta mengisi acara?

Selama ini kalau ada kegiatan keagamaan, kalau itu tabligh Akbar, seperti maulid nabi, Isra miraj, atau Muharam, itu mayoritas minta saya sebagai pembaca ayat suci Al-Quran.

Kalau dia Salat Id, itu biasanya pemimpin takbiran. Kalau seperti hari biasa, salat lima waktu, itu saya biasanya diminta jadi imam salat. Nanti kalau bulan puasa, bulan suci Ramadan, diminta jadi imam salat tarawih.

Saya satu-satunya Qori di Kopassus. Bila saya pindah, sudah tidak ada lagi Qori. Itu mengapa saya sering diminta Mabes TNI untuk mengisi acara di Mabes, Kopassus, RSPAD, dan acara-acara besar lainnya. Seperti acara-acara waktu ada presiden, panglima TNI, dan lainnya.

Anggota Kopassus Sersan Mayor Maksum saat membaca ayat suci alquran di Gedung Pembinaan Mental Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (5/10/2020). Maksum merupakan seorang Qori dari anggota Kopassus yang telah banyak mengisi kegiatan keagamaan yang diselenggarakan pemerintah maupun Majelis Talim, dirinya belajar menjadi Qori selama 3 tahun. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Bisa diceritakan kapan menjadi Qori dan membacakan ayat suci Al-Quran di depan Presiden?

Jadi pelaksanaannya itu tahun 2019, saat itu ada acara buka puasa Presiden Joko Widodo dengan TNI-POLRI di Monas. Saya dapat perintah dari Mabes TNI untuk mewakili TNI baca Quran.

Bagaimana rasanya dipercaya membaca quran di hadapan presiden langsung?

Alhamdulillah, istilah kasarnya salah satu cita-cita saya juga bisa dipakai oleh pejabat militer, untuk mewakili militer jadi qori untuk orang nomor satu di Indonesia.

Boleh dibilang sangat bergengsi, karena kan harus dicek semua TNI yang kemampuan tilawahnya bagus, pasti itu yang dipercayakan. Kalau kita kemampuan tilawahnya kurang bagus pastinya kan tidak akan dipercaya.

Otomatis dicari yang terbagus, sehingga penampilan yang diberikan bagus karena membawa nama satuan, terutama nama satuan Tentara Nasional Indonesia.

Apa minder ketika mengisi acara yang ada pejabat?

Lebih minder berhadapan dengan alim ulama, Kiai ketimbang pejabat negara. Karena mereka kan lebih tahu bagaimana membaca Alquran yang benar, jadi kalau saya tidak sengaja salah mereka tahu. (tribun network/Lucius Genik)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini