TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Unjuk rasa menolak pengesahan UU Cipta Kerja berujung rusuh di kota Bandung, Jawa Barat.
Kerusuhan pecah setelah pengunjuk rasa yang awalnya menolak omnibus law UU Cipta Kerja mulai berbuat onar dengan melemparkan batu dan petasan ke arah polisi.
Demonstran pun berupaya menguasai gedung DPRD Jabar dengan mencoba menjebol pagar besi.
Baca: Omnibus Law Mustahil Dibatalkan Meski Ditolak, Ini Alasan Pemerintah Ngotot Sahkan UU Cipta Kerja
Baca: Pimpinan DPR: Masyarakat Jangan Terprovokasi Hoaks Soal UU Cipta Kerja di Media Sosial
Massa bisa dikendalikan setelah tim Raimas menembakkan gas air mata dan memecah massa ke berbagai arah.
Pantauan Tribun hingga pukul 18.30, massa berpakaian hitam-hitam melempari polisi dengan batu. Batu diambil dengan membongkar tembok di trotoar di sekitar Jalan Diponegoro.
Merespons pelemparan itu, polisi melepaskan gar air mata ke arah massa.
Polisi juga mengerahkan pasukan bermotor di balik barisan pasukan Dalmas. Massa sempat maju ke tepat di pertigaan Jalan Diponegoro dan Jalan Banda sambal melemparkan berbagai macam benda.
Kemudian, direspons polisi dengan bergerak mendekati massa. Seketika, massa kembali berhamburan ke arah Gedung Sate.
Salah seorang perwira polisi di depan barisan Pasukan Dalmas sempat menyemangati pasukannya dengan memekikkan takbir.
“Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...,”; teriak seorang perwira polisi itu, dibalaspekikan takbir oleh anggotanya.
Pukul 18.45, barisan pasukan Dalmas dengan didukung pasukan Dalmas bermotor bergerak hingga ke depan Gedung Sate.
Sedangkan massa mundur ke arah Pusdai.
Polisi tampak terus mengejar mereka.
Sebelumnya, massa sempat menduduki flyover Pasupati hingga membuat arus lalu lintas lumpuh. Baru pada pukul 17.30 WIB massa mengepung gedung DPRD Jabar.
Baca: 8 Poin UU Cipta Kerja yang Disorot Buruh, Dari Kerja Kontrak Seumur Hidup Hingga PHK Sepihak