News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota Komisi I DPR Desak Pemerintah Hentikan Konflik di Intan Jaya Papua

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi I DPR RI fraksi Partai Gerindra, Yan Permenas Mandenas.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR asal Papua Yan Permenas Mandenas, meminta kepada pemerintah, TNI dan Polri untuk segera menghentikan konflik yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Hal itu disampaikannya, lantaran Yan Mandenas mendapat kabar adanya seorang gembala gereja atau pewarta gereja Katolik Stasi Emondi, Paroki Bilogai di Distrik Sugapa, bernama Agustinus Duwitau, tertembak timah panas.

"Ada apa sebenarnya di Intan Jaya? Kenapa terjadi konflik?Parahnya lagi kita tidak tahu siapa pelaku penembakan," kata Yan Mandenas kepada wartawan, Kamis (8/10/2020).

Baca: Satgas Covid-19: Angka Kematian di DKI dan Jateng Turun 50 Persen, Papua Naik 187 Persen

Yan Mandenas mengaku kaget mendengar hamba Tuhan menjadi korban penembakan.

Sebab, pada pertengahan bulan September lalu, seorang hamba Tuhan Pendeta Yeremia Zanambani juga ditemukan tak bernyawa lantaran ditembak timah panas dan pelakunya belum diketahui siapa hingga kini.

"Sampai sekarang kasus almarhum Pendeta Yeremia saja belum terungkap. Mengapa ada lagi yang harus jadi korban? Sebenarnya apa yang terjadi disana?" ujarnya.

Politikus Partai Gerindra itu meminta pemerintah, TNI dan Polri bertanggung jawab terhadap keamanan masyarakat yang ada di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Baca: Warga Sipil Korban Penembakan KKSB di Nduga Papua Meninggal Dunia

"Konflik seperti ini tak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada solusi kongkret yang dilakukan pemerintah bersama TNI dan Polri. Jangan sampai peristiwa seperti ini berlarut-larut. Itu bisa membias ke daerah lain di Papua," katanya.

Yan Mandenas mempertanyakan sudah sejauh mana Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), untuk mengungkap sejumlah aksi penembakan yang terjadi di Intan Jaya, khususnya terhadap almarhum Pendeta Yeremia.

Baca: BREAKING NEWS: TNI Sergap Honai di Nduga Papua, Satu Anggota Anak Buah Egianus Kogoya Tewas

"Kita harap bersama tim TGPF bentukan pemerintah pusat bekerja ekstra untuk mengungkap kasus penembakan almarhum Pendeta Yeremia. Kerja dengan keterbukaan. Tak boleh ada yang ditutup-tutupi. Siapa yang ditemukan bersalah, harus dikatakan bersalah," ucapnya.

Yan Mandenas menambahkan, ia akan segera ke Papua untuk melihat sejumlah isu yang terjadi di sana, termasuk konflik yang terjadi di Intan Jaya.

"Satu, dua hari ini saya akan tiba di Papua. Saya akan menyerap aspirasi mengenai isu-isu yang berkembang di Papua, agar mana yang bisa kami perjuangkan, kami perjuangkan," katanya.

Warga Sipil Jadi Korban Penembakan KKSB di Nduga

epala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa megatakan warga sipil korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) (Yulius Wetipo (34) di Kenyam Nduga, Papua kemarin Selasa (6/10/2020), meninggal dunia di Rumah Sakit Charitas Timika Papua.

Suristawa mengungkapkan Yulius meninggal Rabu (7/10/2020) pagi ini.

Ia menegaskan kematian Yulius menambah panjang korban masyarakat sipil akibat kekejaman KKSB.

“Saat ini mereka secara terorganisir melakukan serangan brutal dimana-mana terhadap aparat dan warga masyarakat guna mencari perhatian dan mendapatkan bahan pembuatan berita bohong yang menyudutkan Pemerintah, TNI, dan Polri,” kata Suriastawa dalam keterangannya pada Rabu (7/10/2020).

Sebelumnya Suriastawa mengungkapkan telah terjadi penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di dua lokasi berbeda di Papua dan dalam waktu berbeda juga.

Baca: KKSB Serang Pos TNI di Nduga, Seorang Warga Tertembak Diduga oleh Kelompok Egianus Kogoya

Suriastawa mengungkapkan setelah Senin (5/10/2020) kemarin sore KKSB menembaki Kodim Persiapan Kabupaten Intan Jaya, pada Selasa (6/10/2020) mereka kembali menembaki Pos TNI di Pasar Baru Kenyam Kabupaten Nduga.

Akibat aksi KKSB tersebut, seorang warga yang merupakan karyawan PT Dolarosa bernama Yulius Wetipo (34) tertembak di pinggang kiri tembus ke punggung kanan pada pukul 07.14 WIT.

"Personel TNI di pos Pasar Baru Kenyam tidak ada yang membalas tembakan sehingga dipastikan bahwa saudara Yulius terkena tembakan kelompok KKSB yang diperkirakan kelompok Egianus Kogoya," kata Suriastawa dalam keterangannya pada Selasa (6/10/2020).

Meski Suriastawa mengungkapkan tidak ada korban dalam serangan KKSB di Kodim Persiapan Kabupaten Intan Jaya kemarin, namun menurutnya kejadian itu menegaskan KKSB tidak mempedulikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang baru dibentuk pemerintah.

"Kejadian ini menegaskan bagaimana KKSB yang tidak mempedulikan Tim Gabungan Pencari Fakta bentukan pemerintah yang sedang bekerja," kata Suriastawa.

Suriastawa juga mengungkapkan kronologi kejadian penembakan di Nduga.

Pada saat itu, kata Suriastawa, pos TNI di Pasar Baru Kenyam sedang mendapat gangguan tembakan dari KKSB sebanyak tiga kali dari arah sungai depan kamp PT Dolarosa.

Di saat yang sama melintas sebuah motor yang dikendarai oleh Yulius menuju ke kamp PT Dolarosa untuk bekerja.

Saat melintas pos, meski Yulius sudah diingatkan untuk berbalik arah karena sedang ada gangguan tembakan dari KKSB namun ia tetap melanjutkan perjalanan.

Ketika gangguan tembakan KKSB terjadi lagi sebanyak lima kali, kata Suriastawa, Yulius baru berbalik arah dan kemudian terkena tembakan dan terjatuh.

Danpos TNI yang ada di Pasar Baru Kenyam kemudian segera memanggil ambulan untuk membantu evakuasi korban ke Puskesmas terdekat sambil menunggu gangguan tembakan reda.

Sampai dengan gangguan tembakan dari KKSB terhenti, kata Suriastawa, seluruh prajurit di pos tersebut tidak ada yang membalas tembakan karena sumber dan arah tembakan yang tidak menentu.

Yulius kemudian diantar ke Puskesmas Pasar Baru Kenyam untuk mendapatkan penanganan medis sambal menunggu evakuasi ke Timika untuk perawatan lebih lanjut.

Setelah mendapat penanganan pertama dari Puskesmas Kenyam pukul 11.19 WIT Yulius kemudian dibawa ke Bandara Kenyam untuk dievakuasi ke Timika.

"Pada pukul 11.67 WIT Yulius dievakuasi dengan pesawat Airfast PK-OCJ ke Timika untuk dirawat di RS Charitas Timika didampingi oleh tiga orang karyawan PT Dolarosa dan seorang orang petugas kesehatan Kabupaten Nduga," kata Suriastawa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini