Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soni Sumarsono merespons mundurnya Ketua MPP DPW PAN Jawa Timur Sugeng dari pengurus dan anggota PAN.
Soni mengatakan, DPP PAN tidak terkejut dengan sikap Sugeng yang menyatakan mundur dari pengurus dan anggota partai.
"Sikap Sugeng dapat dipahami jika memakai alasan bahwa PAN menyetujui UU Cipta Kerja dan alasan lainnya itu karena hal tersebut hanya sebagai alibi dan pembenaran alasan saja," kata Soni melalui keterangannya kepada Tribunnews, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Ketua MPP PAN Jatim Sugeng Ungkap Alasannya Mundur, Salah Satunya Terkait UU Cipta Kerja
Soni membantah, kabar yang menyebutkan keadaan PAN saat ini tidak harmonis lagi.
Sebaliknya, dia mengatakan banyak tokoh senior PAN yang bersama memajukan partai.
"Tidak benar alias tidak tepat jika PAN saat ini dikatakan tidak harmonis lagi. Justru pasca kongres ke-5 PAN di Kendari Sulawesi Tenggara, Februari 2020, seluruh mantan Ketua Umum PAN (kecuali Pak Amien Rais yang telah keluar dan meninggalkan PAN) bersama tokoh-tokoh lainnya telah bersatu-padu, berkomitmen bersama untuk membesarkan PAN," ucapnya.
Baca juga: Sekjen PAN Berikan Bantuan Ventilator dan Ribuan Masker untuk RSUD Kota Bogor
"Ada Bang Hatta Rajasa, Mas Soetrisno Bachir, Asman Abnur, Drajad Wibowo, dan para senior lainnya tetap kompak dan guyub. Kongres telah usai. Tutup buku. Jangan dibuka-buka lagi. PAN saat ini fokus menyiapkan diri melakukan transformasi menjadi partai modern. Kader PAN cukup dewasa dalam memahami proses demokrasi di internal partai," imbuhnya.
Soni mengatakan, semua kebijakan DPP PAN merujuk pada AD/ART hasil kongres ke-5 PAN tahun 2020 dan Peraturan Partai hasil Rakernas PAN tahun 2020.
Baca juga: Kader PAN Gabung ke Partai Ummat Bentukan Amien Rais, Eddy Soeparno: Kami Hormati Sikap Politiknya
"Misalnya penetapan ketua DPD kewenangannya di DPP, sama persis dengan hasil kongres PAN tahun 2000, dan pasal lainnya. Soal penundaan pelaksanaan Muswil PAN Jatim hanya perkara teknis saja karena disesuaikan dengan jadwal Muswil di provinsi lainnya. Tidak ada AD ART dan Peraturan Partai yang dilanggar," ucapnya.
Soni juga menjawab soal ideologi PAN. Menurutnya, ideologi PAN sejak awal didirikan yakni nasionalis relijius.
"Sejak berdirinya PAN tanggal 23 Agustus 1998 sampai sekarang, ideologi politik PAN adalah nasionalis relijius. Hal itu termaktub di dalam Anggaran Dasar PAN yang berdasarkan Pancasila dan berasaskan akhlak politik berlandaskan agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil alamin). Sampai sekarang dasar dan asas partai tidak berubah sama sekali, meskipun kongres memiliki kewenangan untuk merubah," ucap Soni.
Lebih lanjut, Soni memastikan PAN saat ini terus melakukan konsolidasi organisasi, menyiapkan kaderisasi, dan membuat program kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Jatim, Sugeng menyatakan mundur dari partai berlambang matahari bersinar itu.
"Benar. Kami mundur," kata Sugeng kepada SURYA.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (12/10/2020).
Menurut Sugeng, alasan utamanya ke luar dari Partai berlambang matahari bersinar ini karena keputusan PAN yang mendukung UU Cipta Kerja.
Sikap PAN dinilai tidak merepresentasikan kemauan pemilih.