News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG: Waspadai Puncak La Nina pada Desember, Januari dan Februari

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dwikorita Karnawati

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengatakan puncak fenomena La Nina harus diwaspadai bulan Desember, Januari dan Februari.

Untuk diketahui La Nina adalah fenomena yang menyebabkan curah hujan di suatu daerah berlebih.

Hal itu disampaikan Dwikorita usai rapat terbatas dengan Presiden  membahas antisipasi bencana Hidrometeorologi, Selasa, (13/10/2020).

"Karena La Nina ini bersamaan dengan masuknya musim hujan. Puncak musim hujan Januari Februari dan La Nina puncaknya Desember. Sehingga kita perlu mewaspadai puncak La Nina dan musim hujan dalam kisaran Desember-Januari-Februari," katanya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (Tangkap layar channel YouTutube KompasTV)

Dwi meminta masyarakat  terus memonitor perkembangan cuaca melalui aplikasi mobile phone Info BMKG.

Melalui aplikasi tersebut masyarakat dapat melihat prediksi cuaca dalam tujuh hari ke depan.

Selain itu dalam setiap tiga jam terdapat info update cuaca. 

"Jadi itu yang perlu dimonitor dan untuk meyakinkan bahwa informasi itu diterima oleh masyarakat, kami ada BMKG di daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia sehingga kami kerja sama dengan BPBD,  pemda, dan PUPR setempat untuk memastikan masyarakat menerima informasi itu dan menyiapkan langkah langkah yang harus dilakukan," paparnya. 

Pihaknya kata Dwi berupaya keras agar informasi cuaca sampai ke masyarakat .

Termasuk memastikan masyarakat mengikuti warning yang dikeluarkan dari prakiraan cuaca tersebut.

BMKG baru saja menyelenggarakan Rakornas Virtual Antisipasi Bencana Hidrometeorologi dan Gempabumi-Tsunami Tahun 2020/2021 ambil temaTema 'Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Gempabumi dan Tsunami 2020/2021 untuk mewujudkan Zero Victims' pada tanggal 7 Oktober 2020. Hadir dalam Rakornas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan para pimpinan daerah. TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa laporan yang diterima dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia.

Hal itu disampaikan Presiden dalam rapat terbatas antisipasi bencana hirdrometereologi, Selasa, (13/10/2020).

"Akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20 sampai 40% di atas Normal," kata Presiden.

Oleh karena itu presiden meminta jajaran kabinetnya menyiapkan langkah-langkah antisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Baca juga: Jokowi: Fenomena La Nina Diprediksi Naikkan Curah Hujan Hingga 40 Persen

Termasuk menghitung akibat yang akan ditimbulkan terhadap sejumlah sektor. 

"Dampak dari La Nina ini terhadap produksi pertanian agar betul-betul dihitung terhadap sektor perikanan dan juga sektor Perhubungan karena 20 sampai 40% itu bukan kenaikan yang kecil," ungkap Jokowi. 

Presiden meminta jajaran kabinetnya berkomunikasi dengan daerah.

Informasi perkembangan cuaca disampaikan ke seluruh provinsi. 

"Sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa. saya itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini