*Peringatan Hari Santri Nasional
Jokowi: Peran Besar Ulama, Kiai dan para Santri jaga NKRI
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai pesantren-pesantren yang jumlahnya 28 ribu di Indonesia, harus menyiapkan dan melahirkan santri yang disebutnya "Gus Iwan".
"Pesantren harus melahirkan Gus Iwan, yakni 'santri pintar mengaji dan usahawan'. Ini hal yang harus kita kembangkan," kata Ma'ruf dalam webinar ISEF perayaan Hari Santri Nasional, Kamis (22/10).
"Pemerintah terus memfasilitasi memberikan kemudahan dari ultramikro yaitu bank wakaf dan BMT (Baituk Maal Wat-Tamwil) melalui channeling, kemudian juga yang mikro, kecil sampai ke yang besar," kata Ma'ruf.
Baca juga: Pesan Ibas Buat Para Santri: Jangan Pernah Menyerah Menuntut Ilmu
"Yang besar yang kita rencanakan yaitu bergabungnya 3 bank besar yaitu Bank Mandiri syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah akan digabung mejadi satu bank yang nantinya dia akan menjadi bank yang besar. Ini komitmen pemerintah untuk membangun," katanya.
Ma'ruf menyebut peran pesantren sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan pusat pemberdayaan bisa dilakukan dengan mencetak Gus Iwan yang dikatakan tadi.
"Kita bayangkan kalau 28 ribu pesantren bergerak atau separuhnya saja bergerak, itu akan mengubah melakukan perubahan besar," katanya.
"Pesantren harus bangun tak boleh tidur. Semuanya bangkit, Mari kita bangkit untuk menjadi mengembangkan santri-santri yang kuat, sehingga negara menjadi kuat," ia mengingatkan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 2015 menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Penetapan tanggal 22 Oktober merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad” yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945
yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Baca juga: Perayaan Hari Santri, Maruf Sebut Pesantren Harus Lahirkan Gus Iwan
Peristiwa heroik 10 November 1945, merujuk pada pertempuran antara Arek-Arek Suroboyo melawan pasukan Netherlands-Indies Civil Administration
(NICA).
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa semangat juang dan patriotisme arek arek Suroboyo tersebut lahir dari semangat jihad yang digelorakan oleh kaum santri melalui resolusi jihad.
Sejarah mencatat, pertempuran 10 November 1945 yang sangat heroik itu tidak akan pernah ada tanpa ada Resolusi Jihad yang diprakarsai oleh kaum santri di Kampung Bubutan, Surabaya pada tanggal 22 Oktober 1945.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Santri Nasional 2020, Cocok untuk Status WhatsApp, Facebook dan Instagram