TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menargetkan produksi beras untuk Musim Tanam Satu (MT I) pada Oktober-Maret 2021 (OkMar) mecapai 20 juta ton beras dari target tanam padi seluas 8,2 juta hektar di seluruh Indonesia.
"Kebutuhan beras kita sampai bulan Juni sekitar 15 juta ton dan jika ini terealisasikan maka nanti di Bulan Juli akan ada 17-20 juta ton beras ditambah stok tahun 2020 sekitar 7 juta ton beras," ujar Mentan di ruang Agriculture War Room (AWR), Senin, 26 Oktober 2020.
Untuk itu, kata Mentan, Kementan akan memberikan bantuan berupa sarana produksi serta alat pra panen dan pasca panen. Disisi lain, Kementan juga terus mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
"Kami memerlukan langkah operasional yang lebih konkret lagi untuk meningkatkan produksi dalan negeri sehingga dapat mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor," katanya.
Dengan target ini, Mentan berharap Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat melakukan gerakan di lapangan dengan menggerakkan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di Kecamatan sebagai ujung tombaknya.
"Komitmen yang kuat semua pihak yang terlibat di masing-masing tingkatan akan menjadi indikator keberhasilan pencapaian sasaran tanam padi," tuturnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton. Angka produksi tersebut diperoleh dari luas panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare dan produksi padi diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG.
"Berdasarkan data KSA BPS, produksi di tahun 2020 dipastikan aman. Sampai akhir Desember kita punya stok awal 5,9 juta. Apabila produksi beras kita 31,63 juta ton dan kebutuhan konsumsi sebesar 30 juta ton beras maka hingga akhir tahun ini ada stok akhir 7 juta ton beras kurang lebih," pungkasnya.