TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Febrian Ruddyard mengungkapkan selama 70 tahun hubungan Indonesia-UNESCO, Indonesia telah banyak mengambil manfaat dari UNESCO.
Namun demikian, dinamika global saat ini menghadirkan tantangan lebih kompleks dan lintas isu.
"UNESCO harus beradaptasi secara inovatif agar manfaat keberadaan UNESCO dapat lebih dirasakan oleh masyarakat Indonesia," ujar Febrian dalam webinar Refleksi 70 Tahun Hubungan Indonesia-UNESCO, Selasa (27/10/2020).
Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Duta Besar Arrmanatha Nasir menyatakan bahwa sebagai Anggota Dewan Eksekutif UNESCO, Indonesia memiliki posisi strategis dalam menentukan arah kebijakan UNESCO.
Baca juga: 5 Fakta Unik Kuliner Jepang yang Tak Banyak Orang Tahu, Termasuk jadi Warisan Tak Benda UNESCO
Khususnya saat pandemi COVID-19 melanda dunia.
"Indonesia menekankan pentingnya peran UNESCO dalam memitigasi dampak COVID-19 terhadap sektor pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, serta komunikasi dan informasi," ujarnya.
Capaian dan prestasi yang telah diraih Indonesia dalam seluruh sektor dan program UNESCO, telah menempatkan Indonesia pada posisi yang diperhitungkan dalam percaturan internasional.
Capaian ini menurutnya merupakan hasil ikhtiar, dedikasi, dan kerja sama yang melibatkan banyak pihak (kolaborasi multistakeholders) .
Webinar ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mendesiminasikan diplomasi multilateral Indonesia dalam kerangka UNESCO.
Adapun 70 tahun kenggotaan Indonesia di UNESCO merupakan momentum untuk merefleksikan kembali peran dan kontribusi UNESCO di Indonesia, dan sepak terjang Indonesia di UNESCO.