Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN Farah Putri Nahlia mengatakan pihaknya sangat terbuka kepada para mahasiswa dan kaum milenial yang ingin menyampaikan aspirasi.
Diketahui, sejumlah mahasiswa yang berdemo menolak UU Cipta Kerja sempat meminta bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung.
Namun, hal tersebut tak terlaksana.
Baca juga: Partai Golkar: UU Cipta Kerja Hadir untuk Pulihkan Ekonomi Nasional
Farah sendiri menegaskan DPR siap untuk membuka diskusi dengan para mahasiswa dan kaum milenial.
"Saya yakin bahwa pimpinan-pimpinan saya di DPR sangat terbuka untuk diskusi dan berkomunikasi dengan teman-teman mahasiswa, sama sekali tidak menutup jalur," ujar Farah, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (30/10/2020).
Baca juga: 12 Kamera Tilang Elektronik di Kawasan Sudirman-Thamrin Rusak Pascademo UU Cipta Kerja
"Jadi apabila teman-teman diluar sana ingin menemui atau menyampaikan pendapat itu boleh-boleh saja dan sah-sah saja," imbuhnya.
Politikus PAN tersebut juga mengingatkan di DPR RI terdapat Kaukus Pemuda Parlemen Indonesia (KPPI).
Dimana KPPI berisikan legislator-legislator yang usianya berada di bawah 40 tahun atau masih termasuk kaum milenial.
Farah menegaskan dia dan wakil rakyat yang tergabung dalam KPPI juga akan dengan senang hati mendengarkan aspirasi kaum milenial.
"Saya juga mengingatkan di DPR itu kita punya Kaukus Pemuda Parlemen, isinya adalah kami legislator yang usianya dibawah 40 tahun atau milenial. Dan kami juga dengan senang hati mau kok menemui teman-teman, mendengar dan menyerap aspirasi dari mereka," ujarnya.
Megawati pertanyakan sumbangsih milenial
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memanjakan generasi milenial Indonesia.
Hal ini disampaikannya dalam acara peresmian 13 kantor DPD PDIP dan satu Patung Bung Karno di Yogyakarta secara virtual, Rabu (28/10/2020).
"Anak muda kita, aduh. Saya bilang ke presiden, jangan dimanja generasi kita adalah generasi milenial," ujar Megawati, secara virtual, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa Peringati Hari Sumpah Pemuda, Soroti Soal UU Cipta Kerja
Megawati turut mempertanyakan apa sumbangsih yang telah diberikan generasi milenial saat ini kepada bangsa dan negara Indonesia.
"Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?" tanyanya.
Presiden RI ke-5 tersebut kemudian mengungkit apakah generasi milenial hanya bisa berdemonstrasi.
Belum lagi justru melakukan pengerusakan fasilitas.
Megawati pun kembali mempertanyakan apakah dalam berunjuk rasa atau berdemonstrasi diperbolehkan melakukan pengerusakan.
"Masa (generasi milenial) hanya demo saja. Nanti saya dibully ini (tapi) saya nggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo? Boleh saya kalau mau debat," katanya.
Menurutnya, demonstrasi atau berunjuk rasa memang diizinkan dan diperbolehkan sejak era reformasi.
Namun sekali lagi, Megawati menegaskan tak ada aturan yang mengatur diperbolehkannya pengerusakan terhadap fasilitas umum.
"Ada aturan dalam demo diizinkan karena ketika reformasi, kita masuk ke dalam alam demokrasi ya. Tapi adakah, jawab, aturannya bahwa untuk merusak? Nggak ada. Kalau ada orang bilang ada bu, mana dia, sini, sini kasih tahu sama saya," tandasnya.