TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelar Muktamar IX pada 18-21 Desember mendatang di Makassar, Sulawesi Selatan.
Lantas, apakah muktamar tersebut akan menjadi momen islah dengan PPP versi Muktamar Jakarta yang diketuai Humphrey Djemat?
Sekjen PPP Arsul Sani menegaskan, sejatinya penyelenggaraan Muktamar IX sudah menjadi muktamar islah.
Sebab, dalam kepengurusan Muktamar IX, ada beberapa nama yang sempat menjadi pengurus di PPP versi Muktamar Jakarta.
"Pertama terkait dengan islah. Ini muktamarnya itu sudah jadi muktamar islah. Jadi di dalam kepanitiaan muktamar baik di SC maupun OC ada teman-teman yang beberapa waktu lalu misalnya ada disebut di kubu PPP Muktamar Jakarta," kata Arsul dalam konferensi pers persiapan Muktamar IX PPP, Senin (2/11/2020).
Baca juga: PPP Gelar Muktamar ke-IX di Makassar, Hadir Secara Fisik
"Saya sebut saja ada Ahmad Gozali Harahap beliau salah satu pimpinan di SC, kemudian ada pak Joe Hasyim, kemudian pak Yunus Razak di OC. Kalau pak Sudarto ya tidak kami ajak karena beliau sudah bergabung ke Partai Gerindra," imbuhnya.
Arsul mengatakan, pihaknya juga terus berkomunikasi dengan Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Humphrey Djemat.
Ia berharap semua pihak yang diundang dalam Muktamat IX bisa hadir secara langsung.
"Pak Humphrey diundang atau tidak? kami insyaAllah berkomunikasi lah. Karena kita ingin juga kalau semua yang kita undang itu bisa datang, supaya kami bisa mempersiapkan juga," pungkasnya.
Diketahui, PPP saat terpecah menjadi dua kubu. Pertama yakni PPP kubu Muktamar Jakarta yang diketuai Humphrey Djemat dan kubu PPP versi Muktamar Pondok Gede yang saat ini dipimpin Plt Ketua Umum Suharso Monoarfa.