TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf khusus (Stafsus) milenial Presiden Jokowi kini jadi polemik.
Banyak pihak melontarkan kritikan belum melihat kinerja mereka dalam satu tahun ini.
Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai kinerja staf khusus milenial belum terlihat selama setahun usai ditunjuk Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan, bisa jadi selama setahun stafsus milenial telah memberikan saran kepada Presiden Joko Widodo, terutama dalam persoalan kepemudaan.
Namun, ia menilai kinerja mereka belum terlihat secara luas.
"Saya pikir citra staf milenial ini dalam beberapa hal berkontribusi pada kinerja Presiden Jokowi. Namun kinerja secara keseluruhan belum terdengar secara luas di mata publik," kata Wasisto kepada Kompas.com, Senin (2/11/2020).
Wasisto menilai para staf khusus milenial harus bisa membuktikan kinerjanya kepada masyarakat dengan memberikan kontribusi yang nyata.
"Jangan malah justru publik menangkapnya sebagai aji mumpung karena ketika menjabat malah mencari proyek," kata dia.
Menengok setahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, tiga stafsus milenial Jokowi sempat menuai polemik.
Bahkan dua di antaranya mengundurkan diri, kini tersisa lima stafsus milenial.
Presiden Jokowi pertama kali mengumumkan tujuh staf khususnya yang berasal dari kalangan milenial pada 21 November 2019 silam.
Pengumuman itu dilakukan di beranda Istana Merdeka, dengan gaya santai khas milenial.
Presiden Jokowi menginginkan pemikiran yang fresh dari para pemuda.
Sosok yang dipilih menjadi stafsus juga bukan orang-orang sembarangan.