"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya ngos-ngosan. Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu. Dunia sudah berubah," tutur Yusril.
Meski sulit mencari pendanaan, Yusril melihat KH Cholil Ridwan dan tokoh lainnya pasti akan bekerja keras membangun cabang-cabang, serta merekrut anggota di tengah Pademi Covid 19 agar dapat disahkan sebagai partai yang berbadan hukum oleh Kemenkumham.
Lalu kemudian ikut verifikasi lagi oleh KPU untuk bisa atau tdk ikut Pemilu 2024.
"Bagi saya, mempertahankan ke PBB yang struktur partainya sudah menjangkau seluruh provinsi dan kabupaten/kota di tanah air saja sudah sangat sulit. Karena itu, saya justru berpikir bagaimana caranya partai-partai Islam yang ada ini dapat bersatu memikirkan bagaimana caranya agar partai Islam ini tetap eksis di negara masyoritas Muslim ini," kata Yusril.
"Membuat partai baru bagi saya sangatlah berat. Mudah-mudahan tidak demikian bagi KH Cholil Ridwan dan para tokoh deklarator yang bersama beliau telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi tanggal 7 November kemarin," papar Yusril.
Gatot Nurmantyo tidak bergabung
Sementara itu, Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani mengatakan, Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tidak akan gabung dengan Partai Masyumi yang baru saja aktif kembali.
Hal itu berdasarkan pernyataan Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo kepada Yani.
"Tidak, dipastikan Pak Din, Pak Din juga sudah mengatakan tidak (gabung Partai Masyumi) dan Pak Gatot juga tidak," kata Yani saat dihubungi Tribunnews, Senin (9/11/2020).
Namun, Yani tidak mengetahui apakah ke depannya Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tetap tidak akan bergabung atau justru akan berjuang bersama di Partai Masyumi.
Baca juga: Partai Masyumi Reborn Dinilai Perlu Tokoh Besar untuk Menjadi Magnet Pemilih
Jika keduanya bergabung, Yani beranggapan hal itu merupakan sikap individu, tidak mewakili KAMI.
"Untuk sementara, tapi kita tidak tahu nanti kemudian. Saya memastikan gerakan KAMI tidak akan terlibat dalam partai, tidak hanya Masyumi seluruh partai lain, juga ormas," ujarnya.
Lebih lanjut, Yani mengakui beberapa dari deklarator KAMI memang bergabung dengan Partai Masyumi.
Namun, Yani tidak menyebut rinci siapa saja anggota KAMI yang gabung dengan Partai Masyumi.
"Dari hampir 200 orang deklarator KAMI, yang di Masyumi tidak sampai 0, sekian persennya," ujarnya.