News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Apresiasi Sikap Gatot Nurmantyo Tolak Halus Penghargaan dari Jokowi, Politisi PKS: Harus Kita Tiru

Penulis: Inza Maliana
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo hadir dalam pemakaman jenazah putera pertama Hatta Ali, di tempat TPU Karet Bivak, Jakarta, pada Sabtu siang (22/6/2019). Berikut tanggapan Politisi PKS yang mengapresiasi absennya Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam acara penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputera di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (11/11/2020)

TRIBUNNEWS.COM - Sikap mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang tidak menghadiri acara penganugerahan tanda kehormatan Bintang Mahaputera di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (11/11/2020) lalu ramai diperbincangkan.

Publik menilai, sikap Gatot patut dipertanyakan lantaran ia belum buka suara apakah akan menerima atau menolak gelar tersebut.

Beberapa pengamat menyayangkan sikap Gatot yang dinilai masih abu-abu.

Adapula yang menilai sikap sang jenderal menganggap pemberian negara seperti abal-abal.

Kendati demikian, beberapa pihak justru mengapresiasi langkah Gatot yang menolak halus pemberian gelar dari negara.

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo hadir dalam pemakaman jenazah putera pertama Hatta Ali, di tempat TPU Karet Bivak, Jakarta, pada Sabtu siang (22/6/2019). (Rina Ayu/Tribunnews.com)

Baca juga: Tolak Halus Penghargaan Bintang Mahaputera dari Jokowi, Sikap Gatot Nurmantyo Dianggap Abu-abu

Satu di antaranya seperti Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Nasir Djamil.

Ia justru mengapresiasi dan menilai sikap yang ditunjukkan Gatot jarang dimiliki elite negara saat ini.

"Satu hal yang ditunjukkan Pak Gatot bahwa beliau punya sikap, ini yang jarang sekarang."

"Ini menurut saya yang mulai langka di kalangan elite sekarang ini," ujar Nasir dalam diskusi yang sama, masih dikutip dari Kompas.com.

Ia menilai sikap tegas Gatot ditunjukkan secara nyata dalam momen penganugerahan gelar Bintang Mahaputera.

Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PKS Nasir Djamil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2020). (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Baca juga: Immanuel Sebut Tak Hadirnya Gatot Nurmantyo ke Istana sebagai Manuver: Kan Sudah Jadi Politisi

Sebab, Gatot menolak secara halus gelar yang diberikan Jokowi tersebut.

Sekalipun penganugerahan itu merupakan amanat undang-undang (UU).

Akan tetapi, terlepas dari pro dan kontra yang ada, sikap yang ditunjukkan Gatot perlu ditiru oleh kalangan elite negara.

"Sikap ini yang harus kita apresiasi, sikap ini yang harus kita tiru," kata dia.

Baca juga: Gatot Harusnya Contoh Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Hadir Terima Tanda Kehormatan Namun Tetap Kritis

Nasir juga menyebut, sebagai salah satu pentolan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), sikap yang ditunjukkan Gatot itu penting dilakukan.

Sebab saat ini KAMI aktif mengkiitik jalannya roda pemerintahan.

Dengan demikian, sikap ini dinilainya sangat berkolerasi.

"Sikap ini penting, di mana beliau menjadi pentolan KAMI," kata Nasir.

Politisi PKB nilai sikap Gatot mengabaikan pemberian negara

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding turut menanggapi sikap Gatot yang absen dari acara penghargaan tersebut.

Menurutnya, sikap yang diambil Gatot bisa menimbulkan beragam persepsi publik.

Ia menilai, Gatot bisa saja dianggap mengabaikan pemberian negara.

Selain itu, ia juga menduga Gatot menganggap pemberian negara itu abal-abal.

"Ini kan pemberian negara. Kalau begitu sebenarnya itu artinya menganggap negara ini abal-abal, lah pemberian negara ini."

"Enggak pas, lah. Itu kalau kacamata saya," kata Karding, dalam diskusi yang sama, masih dikutip dari Kompas.com.

Anggota Komisi I DPR RI Abdul Kadir Karding. (Dok/Man (dpr.go.id))

Baca juga: Refly Harun Jelaskan Alasan Gatot Nurmantyo Tak Hadiri Acara Istana, Sebut Waktunya Tidak Lazim

Kendati demikian, Karding mengaku hal tersebut merupakan pendapatnya yang sudah pasti berbeda dengan pendukung Gatot Nurmantyo.

Persepsi pendukung Gatot, lanjut Karding, sikap yang diambil Mantan Panglima TNI itu bisa saja merupakan keputusan yang tepat.

"Ini bagus, berarti Pak Gatot akan tetap kritis. Itu kata pendukungnya, misalnya," ujarnya.

Namun, Karding mengungkapkan semua penerima Bintang Mahaputera sebelumnya tetap bisa kritis.

Artinya, jika Gatot memilih menerima penghargaan pun tidak menjadi masalah.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., menghadiri Upacara Penganugerahan Tanda Jasa dan Kehormatan Republik Indonesia Tahun 2020 kepada 71 orang tokoh, bertempat di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2020). Penganugerahan Tanda Jasa dan Kehormatan Republik Indonesia Tahun 2020 kepada 71 orang tokoh dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan yang ketat. Penganugerahan gelar tersebut berdasarkan Keppres Nomor 118/TK/TH 2020 tanggal 6 November 2020 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera kepada 46 orang dan Keppres Nomor 119/TK/Th 2020 tanggal 6 November 2020 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Jasa kepada 25 orang. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Baca juga: Mahfud MD Jelaskan Alasan Gatot Nurmantyo Absen Saat Pemberian Bintang Mahaputera dari Presiden

Selebihnya, ia tak mempermasalahkan ketidakhadiran Gatot ke Istana.

Hanya saja, dia menyayangkan keputusan tersebut sudah diambil Gatot.

Lebih lanjut, ia mengatakan ketidakhadiran Gatot menimbulkan ilmu baru dalam dunia politik terkait sebab akibat.

"Ini satu ilmu baru bagi kita kan di politik Indonesia. Oh kalau enggak datang nanti jadinya begini, kalau datang akibatnya begini."

"Menurut saya oke-oke saja, enggak usah terlalu serius-serius amat," pungkas Karding.

(Tribunnews.com/Maliana) (Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya/Ahmad Nasrudin Yahya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini