Sementara itu, Hasanuddin selaku penumpang Batik Air mengaku sering naik pesawat dan merasa aman apabila membawa uang melalui bagasi ketimbang dibawa ke kabin.
"Ya. Saya merasa aman di bagasi, Pak. Kalau dibawa-bawa takut disambar orang," kata Hasanuddin, penumpang Batik Air, melalui sambungan telepon, Senin (16/11/2020).
Dia mengatakan, saat masuk bandara, dia membawa satu tas berisi uang, lalu membawanya menghadap petugas maskapai.
Setelah ditimbang, tas berisi uang Rp 200 juta itu langsung dibawa ke bagian bagasi.
"Saat turun di Jambi. Saya curiga. Kancing tasnya sudah berubah. Lalu saya lapor ke petugas bandara," jelas Hasanudin.
Saat ditimbang, berat tas berkurang
Setelah melapor, kata Hasanuddin, tasnya kemudian ditimbang pihak bandara, lalu beratnya berkurang.
Kemudian dia memeriksa uang dan menghitungnya, jumlahnya sudah berkurang Rp 50 juta.
Dia menuturkan nekat membawa uang sebesar itu naik pesawat karena merasa aman.
Sebelum akhirnya naik pesawat, Hasanuddin sempat mau mentransfer uang tersebut melalui BRI di wilayah Ujung Pandang, Jumat (13/11/2020), tetapi hal tersebut gagal dilakukan lantaran BRI sudah tutup.
"Saya mau transfer, tetapi sudah mau maghrib, banknya tutup. Itu uang penjualan tanah di Makassar mau dibawa ke Jambi," kata Hasanuddin.
Dia mengaku, saat diperiksa oleh petugas bandara, dirinya tidak memberi tahu bahwa tas tersebut berisi uang, dan pihak bandara juga tidak menegur dirinya.
Pihak bandara periksa CCTV
Dikonfirmasi secara terpisah, Executive General Manager Bandara Sultan Thaha Saifuddin Jambi Indra Gunawan membenarkan adanya laporan kehilangan uang sebesar Rp 50 juta dari penumpang pesawat tujuan Jambi.