Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) ternyata menjadi salah satu strategi terbaik bagi pelaku usaha mikro untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Seperti yang dirasakan Meinia Sumendak pelaku usaha olahan ikan asal Sulawesi Utara mengaku mendapat pukulan telak saat pandemi COVID-19 melanda.
Dia bercerita, produk olahannya tidak ada yang beli hingga menjadi kedaluwarsa yang akhirnya semakin menggerus modal usahanya.
Meinia pun banting stir ke bisnis olahan kue untuk menyambung hidup. Hingga akhirnya mendapat bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp10 juta, ditambah hadirnya bantuan BPUM Rp2,4 juta.
“Saya bersyukur. Kami sangat terbantu dengan BPUM. Dinas UKM Pemprov pun membantu dengan membeli produk kami untuk dijual kembali,” ungkap Meinia, Kamis (26/11/2020).
Lain lagi, Sarce Kasim yang juga pelaku usaha pengolahan ikan ini berinovasi dengan memproduksi roti isi cakalang.
Baca juga: Pelaku Usaha Mikro di Bandung Rasakan Manfaat Banpres Produktif
Sejak pandemi, Sarce yang mengaku mengalami keterbatasan modal.
“Bersyukur adanya bantuan BPUM dan bantuan Pemprob melalui rehabilitasi pengolahan membuat kami bisa bertahan dan mengembangkan usaha ini,” ucap Sarce.
Ia berharap, Pemerintah bisa memberikan lagi bantuan dalam bentuk pendampingan barang ekspor.
Deputi III KSP Panutan S. Sulendrakusuma sangat bersyukur BPUM sebagai salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) efektif membantu UMKM.
Baca juga: Banpres Produktif Untuk Usaha Mikro Perkuat Ekonomi Korban Gempa Maluku
“Faktanya program ini bisa menopang bisnis usaha mikro di Sulut yang sempat turun hingga 20 persen akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.
Panutan menyadari, pelaksanaan program BPUM belum maksimal, terutama dengan adanya persoalan pemerataan penerima dan pendataan.
“Untuk itu, KSP akan selidiki masalah-masalah ini,” tegasnya.
Sedangkan, Tenaga Ahli KSP Aji Erlangga menjelaskan kehadiran KSP adalah untuk melihat langsung hambatan dalam pelaksanaan program PEN.
Sebab hal tersebut merupakan salah satu tugas utama KSP yaitu mengawal pelaksanaan program-program prioritas nasional.
“Kami akan kawal target penerima BPUM hingga 12 juta penerima. Kalau ada yang sudah baik bisa dijadikan model ke depannya,” ucapnya.
Sementara, itu Kepala Dinas Koperasi dan UKMD Sulut Ronald Sorongan memaparkan, banyak pelaku usaha mikro yang merasa senang dengan hadirnya BPUM. Beberapa di antaranya bahkan bisa kembali bangkit.
Hasilnya, pelaku usaha mikro di Sulut berkembang pesat hingga mencapai 570.000, belum lagi pelaku usaha kecil yang berjumlah 135.000 dan pelaku usaha menengah sebesar 78.000 pelaku.