TRIBUNNEWS.COM - Petrus Golose atau Irjen Petrus Reinhard Golose, perwira tinggi Polri ini resmi melepas tugasnya sebagai Kapolda Bali.
Dari jabatan yang diemban selama sekitar empat tahun, kini Petrus Golose akan berdinas di Mabes Korps Bhayangkara, Mabes Polri.
Namanya pun digadang-gadang masuk dalam calon kandidat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Seperti halnya yang diungkap oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane yang menyebut ada sedikitnya lima jenderal bintang dua (Irjen) bersaing menjadi Kepala BNN.
Baca juga: Profil Irjen Agung Setya, Disebut Masuk Calon Kandidat Kepala BNN, Pernah Dapat Penghargaan
Kelimanya diprediksi berlomba menggantikan Kepala BNN, Komjen Heru WInarko yang pensiun 1 Desember 2020.
Berikut ini rangkuman Tribunnew.com mengenai profil Petrus Golose atau Irjen Petrus Reinhard Golose dan sepak terjangnya:
Kompatriot Tito dan Idham Azis Tumpas Dr. Azahari
Dikutip dari Tribun Bali, Golose adalah pria kelahiran Manado 27 November 1965.
Irjen. Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M. menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (AKPOL) tahun 1988.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tahun 1998.
Kemudian ia menamatkan Program Magister Manajemen tahun 2002.
Irjen Pol Petrus Golose lulusan Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini di Bareskrim adalah Wakil Direktur II/Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri.
Sebelumnya sejak tahun 2015, ia mengemban amanat sebagai Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme setelah sebelumnya sejak Oktober 2010 mengemban amanat sebagai Direktur Penindakan BNPT.
Petrus Golose termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, mantan Kapolri, Tito Karnavian lalu Kapolri Idham Azis, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.
Ia juga meluncurkan sebuah buku ini juga turut serta sebagai Peace Keeping Force (UN CIVPOL) di Kamboja-UNTAC (1993) dan Bosnia (2000-2001).
Baca juga: Jokowi Diyakini Sudah Kantongi Nama Calon Kapolri Pengganti Jenderal Pol Idham Azis
Petrus Golose aktif berpartisipasi sebagai peserta dan pembicara di dalam seminar, kursus, dan workshop yang berkaitan dengan money laundering, cybercrime, pemberantasan narkoba dan teroris di dalam dan luar negeri.
Selain itu, ia juga terlibat dalam penyidikan internasional di Singapura, Malaysia, AS, Jepang, Timor Timur, New Zealand, Amerika Selatan, Kamboja, Thailand dan Philipina.
Petrus aktif terlibat dalam Panitia Kerja dan Panitia Khusus sebagai wakil dari Pemerintah RI dalam merumuskan RUU Informasi dan Transaksi Elektronik yang telah diundangkan menjadi UU No. 11 Tahun 2008 pada tanggal 21 April 2008.
Sejak tahun 2006, Petrus pernah menjabat sebagai Kepala Unit V IT & Cybercrime Bareskrim Polri.
Selama kariernya, ia telah menangani dua kasus hacking di Indonesia yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu hacking website KPU dan hacking website Partai Golkar.
Ia juga telah menulis buku berjudul "Seputar Kejahatan Hacking: Teori dan Studi Kasus" pada tahun 2008.
Petrus Reinhard Golose juga peraih gelar Doktor Kajian Ilmu Kepolisian, setelah berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul "Manajemen Penyidikan Tindak Pidana Hacking.
Studi Kasus: Penyidikan Tindak Pidana Hacking website Partai Golkar Oleh Unit V IT & Cybercrime Bareskrim Polri" pada Sabtu, 7 Juni 2008.
Narkoba, Preman No Way!!
Masih dari Tribun Bali, sebelum menjabat dan dilantik sebagai Kapolda Bali pada 12 Desember 2016, Irjen Pol Petrus Golose melakukan observasi terlebih dahulu.
Observasi yang dilakukan menjelang pelantikan sebagai Kapolda Bali, boleh dikatakan langkah ini sebagai sebuah inovasi dan terobosan (breakthrough).
Hasil observasi itulah yang kemudian menjadi commander wish Irjen Pol, Dr. Petrus Reinhard Golose dalam menjalankan tugasnya sebagai Kapolda Bali.
Langkah inovatif dengan melakukan observasi sosial itu merupakan langkah awal yang kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakaan.
Kebijakan yang paling populer adalah slogannya yang dipasang di tempat-tempat strategis dengan kata-kata menarik : narkoba, Preman No Way!!
Sebagai langkah konkret dari pesan tersebut, muncullah gebrakannya yaitu menangkap tokoh-tokoh yang dipandang preman tanpa pandang bulu, menutup tempat hiburan malam yang dipandang membahayakan dari peredaran narkoba serta membongkar sarang preman.
Bukan hanya membuat kebijakan namun eksekusi dari kebijakan tersebut adalah sebuah gebrakan langsung dirasakan oleh masyarakat.
Ia kemudian mematangkan konsepnya dalam melakukan berbagai kebijakan. Ada delapan Style of leadership yang kemudian dipraktikkan di Kepolisian Daerah Baii.
Di antaranya pertama berani tempur (selon), kedua fun, enjoy, berani beda dan kreatif, ketiga care, keempat down to the earth, kelima nothing impossible, risk taker, keenam terima kasih, jual-beli, ketujuh update, eksis, jump out of the box, work smarter not harder dan kedelapan responsible.
Delapan prinsip ini kemudian yang melatari sikap dan tindakan Kapolda Baii daiam membuat pilihan kebijakannya.
Tidak mudah untuk mengemban tanggung jawab seperti itu akan tetapi berakar dari keinginan kuat untuk mencapai visi melindungi masyarakat indonesia khususnya Bali, maka hal tersebut harus dilakukan.
3 Prestasi 4 Tahun Jadi Kapolda Bali
Artikel lain Tribun Bali menuliskan, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose sudah melepas jabatan sebagai Kapolda Bali dalam acara serah terima jabatan (sertijab) di Mabes Polri Jakarta, Jumat (20/11/2020).
Golose digantikan Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra.
Kiprah pengabdian Petrus Golose selama empat tahun menjabat Kapolda Bali patut diacungi jempol dan diteruskan pejabat yang baru.
Guru Besar Hukum Pidana dan Kriminologi Fakultas Hukum Universitas Udayana (Unud), Prof Rai Setiabudhi menilai Irjen Pol Petrus Golose telah menorehkan sejumlah catatan luar biasa selama bertugas di Bali sejak 2016.
"Saya sangat mengamati beliau, karena kita ada kerja sama Polda Bali dan Universitas Udayana meneliti kinerja Irjen Pol Golose. Hasilnya memang luar biasa selama empat tahun menjabat Kapolda di Bali," kata Prof Rai kepada Tribun Bali, Sabtu (21/11/2020).
Menurutnya, secara umum sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepolisian menjaga kemanan, penegakan hukum dan memberi perlindungan serta pengayoman kepada masyarakat dijalankan Petrus Golose sangat baik.
"Penelitian kita lakukan dengan metode yang mendekati kebenaran, hasilnya secara umum tugas-tugas itu sudah sangat baik dilakukan,” jelasnya.
Prof Rai mencatat tiga kelebihan Golose selama menjabat sebagai Kapolda. Pertama, memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberantasan narkotika di Bali.
"Bali daerah wisata, tapi juga narkobanya luar biasa. Beliau tegas, saya ingat waktu kasus Akasaka beliau tegas sekali memproses dan menutup semua. Bukti yang lain banyak," ujarnya.
Prof Rai mengatakan, Petrus Golose pun memiliki komitmen tinggi dalam pemberantasan terorisme.
"Beliau pernah menjadi bagian Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) jadi sangat menguasai. Mudah mudahan ke depan Bali aman. Karena bagaimanapun dari hasil deteksi, Bali menjadi incaran teroris, syukur bisa dideteksi lebih awal, " paparnya.
Disamping itu, Golose cakap memberantas premanisme di Bali.
Hal-hal inilah, kata Prof Rai, yang harus dipertahankan dan diteruskan Kapolda Bali yang baru.
"Bali sebagai daerah pariwisata harus bebas premanisme supaya orang-orang tidak khawatir di Bali," ujarnya.
Kelebihan Irjen Pol Golose lainnya, menurut kriminolog Unud ini adalah gaya komunikasi yang elegan. Baik secara internal maupun dengan pihak luar.
"Beliau sosok yang elegan, komunikatif, banyak ide, inovasinya sangat dirasakan, bukan ide saja tapi dikerjakan, diimplementasikan," ucapnya.
Kelebihan ketiga jenderal bintang dua itu adalah dalam aspek pembangunan fisik. Petrus Golose getol membangun Markas Kepolisian Daerah Bali namun tidak meninggalkan kekhasan gaya arsitektur Bali.
"Gedung utama Polda Bali sudah lama tidak direnovasi, kemudian beliau renov besar –besaran. Inilah tiga catatan saya, beliau sangat concern terhadap komitmen dan kelebihannya tadi," demikian Prof Rai.
5 Jenderal Bintang Dua Bersaing
Tribunnews.com mengabarkan, sedikitnya ada lima jenderal bintang dua berpangkat Irjen yang akan bersaing ketat menjadi Kepala BNN menggantikan Komjen Heru Winarko yang pensiun pada 1 Desember 2020.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyebut mereka adalah Kapolda Riau Irjen Agung Setya, Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil, mantan Kapolda Bali Petrus Golose, Korsahli Kapolri Irjen Nana, dan Kapolda Jabar Irjen Dofiri.
Neta melihat, persaingan ketat kelima jenderal ini untuk menjadi Kepala BNN tak terlepas dari makin riuhnya bursa Kapolri seiring akan pensiunnya Kapolri Idham Azis pada akhir Januari 2021.
"Salah satu syarat untuk bisa masuk dalam bursa calon Kapolri adalah harus menjadi jenderal bintang tiga atau Komjen," katanya.
Dan dalam waktu dekat, kata Neta, akan ada dua posisi Komjen yang pensiun. Yakni Komjen Heru Winarko kelahiran Jakarta, 1 Desember 1962.
Heru adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 1 Maret 2018 memegang jabatan sebagai Kepala BNN.
Lalu Komjen Didid Widjanardi kelahiran Surakarta 14 Januari 1963.
Didid adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 3 Maret 2020 memegang jabatan sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional.
"Seiring akan pensiunnya Heru diperkirakan pada akhir pekan ini Polri akan kembali melakukan mutasi besar," ujarnya.
Gerbong rotasi ini menurut Neta adalah tahap pertama untuk menyongsong suksesi Kapolri di akhir Januari 2021.
"Diperkirakan gerbong rotasi kedua akan terjadi di Minggu pertama Januari.
"Dalam gerbong rotasi pertama akan ada lima jenderal bintang dua yang akan bersaing ketat untuk masuk menjadi Kepala BNN," tambahnya.
Dari lima jenderal bintang dua itu, kata Neta, IPW melihat hanya ada dua jenderal yang paling kuat sebagai calon Kepala BNN, yakni Irjen Agung Setya dan Irjen Petrus Golose.
"Agung adalah nama baru dalam bursa calon jenderal bintang tiga di Polri.
"Namanya muncul setelah Presiden Jokowi tertarik dengan program kerjanya selama menjadi Kapolda Riau," katanya.
"Sedangkan Petrus Golose adalah Kapolda paling lama menjabat dalam sejarah Polri.
"Petrus menjabat selama empat tahun lebih menjadi Kapolda Bali," tambah dja.
Neta mengatakan beberapa waktu lalu Petrus dimutasi dalam rangka persiapan jabatan di luar Polri.
Namanya sempat disebut sebut sebagai calon kuat Kepala BNPT namun dia kalah bersaing dengan teman satu angkatannya, Boy Rafli.
"Tampilnya jenderal bintang dua menjadi Kepala BNN di awal Desember ini tentu memunculkan persaingan baru dalam bursa calon Kapolri," kata dia.
Sebab menurut Neta, selama ini dari 14 jenderal bintang tiga di Polri, hanya ada empat jenderal bintang tiga yang menjadi calon kuat untuk masuk bursa kapolri, yakni Wakapolri Gatot Edi, Kabareskrim Sigit, Kabaharkam Agus, dan Kepala BNPT Boy Rafli.
"Jika 1 Desember nanti ada bintang dua yang masuk menjadi Kepala BNN, yang bersangkutan diperkirakan juga bakal meramaikan bursa calon Kapolri," tutup Neta.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Malvyandie)(Tribun Bali/ Zaenal Nur Arifin, Adrian Amurwonegoro)