Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meningkat signifikan menjelang berlangsungnya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar).
Berdasarkan survei yang diproyeksikan Voxpol Center Research & Consulting, PKS memimpin dengan persentase perolehan 20,3 persen, disusul Gerindra pada peringkat kedua dengan perolehan 13,8 persen, Demokrat 12,4 persen, Golkar 5,8 persen, PAN 5,0 persen, Nasdem 4,8 persen, PKB 3,1 persen, PDI-P 2,0 persen, lainnya 2,9 persen.
"Temuan pokok dan analisis hasil survei, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini unggul di Sumatera Barat," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago dalam rilisnya, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Hasil Survei Voxpol: Religiusitas Kandidat Modal Penting Menangkan Pilgub Sumatera Barat
Pangi mengatakan, elektabilitas partai politik di Sumatera Barat saat ini cenderung mengalami pergeseran signifikan.
Baca juga: Beruang Madu Muncul di Kawasan Kelok 44, Ini Langkah BKSDA Sumatera Barat
Diduga pergeseran suara pemilih partai punya korelasi linear dengan perkembangan isu-isu peta politik nasional.
"Partai yang tergabung dalam koalisi pemerintah belakangan ini cenderung kebijakannya tidak populis berujung pada sentimen negatif, yang punya dampak langsung men-downgrade citra serta elektabilitas partai di daerah tersebut," jelas Pangi.
Pada saat yang sama, lanjut Pangi, partai yang selama ini kebijakannya berseberangan dengan partai koalisi pemerintah nampaknya cukup berhasil berselancar dengan momentum populisme.
Partai-partai di luar koalisi juga disebut Pangi cukup berhasil mengelola sentimen rakyat dengan mengambil posisi tegas membela rakyat atau agregasi.
"Sehingga mereka mendapatkan bonus insentif elektoral yang cukup berlimpah seperti yang dialami PKS dan Partai Demokrat," kata Pangi.
Pangi menyebut, menurunnya elektabilitas Partai Gerindra yang selama ini kuat di Sumbar disebabkan sikap politik Gerindra yang banting stir bergabung pada pemerintahan Jokowi.
Selain itu, terjeratnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo diduga salah satu penyebab elektabilitas Gerindra di Sumbar menurun.
"Selain memang belakangan ada beberapa kasus korupsi yang mulai menjerat kader Gerindra," jelasnya.