TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis informasi terkait Gerhana Bulan Penumbra di laman resminya, bmkg.go.id, Rabu (25/11/2020).
Dijelaskan BMKG, Gerhana Bulan Penumbra akan melewati wilayah Indonesia pada hari ini, Senin (30/11/2020) mulai pukul 14.32 WIB sampai 18.53 WIB.
Namun, fenomena tersebut tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sebab, saat terjadi Gerhana Bulan Penumbra, Bulan hanya akan terlihat lebih redup dari saat purnama sehingga sulit dikenali oleh orang awam.
Lantas perlukah menggelar shalat gerhana apabila tidak bisa melihat Gerhana Bulan Penumbra dengan mata telanjang?
Berikut penjelasan Ahli Ilmu Falak atau Astronomi Islam dari IAIN Surakarta Muhammad Nashirudin.
"Kalau yang penumbra tidak disunahkan shalat gerhana, yang disunahkan ketika gerhana itu terlihat atau tampak (secara kasat mata)," ungkap Nashirudin kepada Tribunnews.com.
"Sejatinya yang disunahkan shalat gerhana adalah jika gerhana tampak oleh kita," tambahnya.
Baca juga: BMKG: Gerhana Bulan Penumbra akan Terjadi pada 30 November 2020 Mendatang, Catat Waktunya!
Baca juga: Ada Gerhana Bulan Penumbra, tapi Tak Bisa Dilihat Kasat Mata, Perlukah Menggelar Shalat Gerhana?
Nashirudin menambahkan, Gerhana Bulan Penumbra sangat sulit diamati, meski menggunakan alat bantu berupa teleskop.
Namun, bukan berarti hanya orang yang bisa mengamati Gerhana Bulan Penumbra yang disunahkan untuk melaksanakan salat gerhana.
"Amalan ini disunahkan untuk semua orang, tidak hanya yang memiliki alat pengamatan saja," ungkapnya.
Meskipun secara hisab atau perhitungan bisa diketahui adanya Gerhana Bulan Penumbra, Nashirudin menyebut, hal itu tidak menjadi tolok ukur.
"Yang menjadi ukuran adalah gerhana tersebut tampak atau tidak oleh kita secara kasat mata," ungkap Nashirudin.
Dikatakan Nashirudin, salat gerhana dilakukan karena sebuah sebab, yakni kenampakan gerhana.
"Kalau sebab itu muncul maka disunahkan, maka ketika melakukan sesuatu tanpa sebab kenampakan, lantas landasan melakukannya apa?" ujar Nashirudin.
Untuk itu, tidak ada landasan kuat bagi umat Islam yang melaksanakan salat gerhana di momen Gerhana Bulan Penumbra.
"Salat gerhana disunahkan ketika gerhana nampak, lantas jika tidak nampak, tidak ada alasan syar'i untuk melakukannya," jelasnya.
Lebih lanjut, Gerhana Bulan Penumbra 30 November 2020 merupakan anggota ke 58 dari 73 anggota pada seri Saros 116.
Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 20 November 2002.
Gerhana bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 11 Desember 2038.
Untuk diketahui, pada tahun 2020 terjadi 6 (enam) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali Gerhana Matahari dan 4 (empat) kali Gerhana Bulan. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 11 Januari 2020 yang dapat diamati dari Indonesia
2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 6 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia
3. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, kecuali di sebagian besar Jawa dan di sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.
4. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 5 Juli 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 30 November 2020 yang dapat diamati dari wilayah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.
6. Gerhana Matahari Total (GMT) 14 Desember 2020 yang dapat tidak diamati dari Indonesia.
Baca juga: Bertarif Rp 251 Juta, Kapal Pesiar Ini Layani Perjalanan Melihat Gerhana Matahari di Kutub Selatan
Baca juga: Foto-foto Gerhana Matahari Cincin di Seluruh Dunia, dari China hingga Burj Khalifa
Pengertian Gerhana Bulan
Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi tidak persis sejajar.
Hal itu membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi.
Akibatnya, saat gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.
Adapun Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Gilang Putranto)