Ia akan berada di tempat latihan selama dua minggu lebih ditambah waktu perjalanan lewat laut.
Ia pun bersama prajurit yang lain berangkat ke Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.
Kemudian, ia pun naik kapal KRI Tanjung Kambani yang akan membawanya ke Pelabuhan Panjang Lampung.
Selama beberapa hari di laut, ia dan prajurit yang lainnya tetap beraktivitas dengan menjalakan olah raga guna menjaga stamina dan fisik.
Tiga hari berada di kapal, ia pun mulai rindu dengan keluarga.
Terlebih angin laut sore mengingatkannya akan kampung kelahirannya di NTT.
Disela istirahatnya, ia pun lantas mencoba menghubungi keluarganya, khususnya sang ibu.
Namun, ia tidak bisa berkomunikasi kerena keberadaannya masih berada di tengah laut sehinga tidak ada signal.
Baca juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Keluhkan Jumlah Alutsista TNI AD Masih Terbatas
Ia pun hanya menghubungi ibunya lewat voice note, berharap saat ada signal nanti suaranya bisa terkirim dan didengarkan ibunya.
Dari atas geladak kapal, ia berbicara lewat voice note kepada ibunya.
"Mama sehat-sehat di sana ya, maaf ini hanya lewat voice note nanti mungkin kalau sudah ada sinyal bisa terkirim, bisa juga kita video call lagi," ujarnya.
Ia pun mengaku tidak bisa menghubungi ibunya ketika berada di Surabaya, karena memang tugasnya sebagai prajurit TNI AD begitu sibuk, sehingga tak punya waktu luang berkomunikasi sebelum keberangkatan di Surabaya.
Esoknya, kapal yang ditumpanginya merapat di Pelabuhan Panjang, Lampung.
Seluruh personel termasuk peralatan tempur pun diturunkan dari kapal menuju pusat latihan di Baturaja.