News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peringatan Hari Ibu KPPPA,  Veteran Perang Perempuan Cerita Perjuangan Melawan Penjajah 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kegiatan Penyerahan Bantuan Kepada Pelaku Sejarah di Gedung Wanita, Bandung, Sabtu (12/12/2020).

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Perjuangan perempuan Indonesia hari ini tidak akan mudah tanpa peran pejuang perempuan di masa lalu. 

Cerita Nokky Katidjah Magnar, satu di antara pejuang perempuan pelaku sejarah Bandung Lautan Api mengisahkan pengalamannya.

Tahun 1945 saat masih usia remaja jadi bukti perempuan turut berpartisipasi meraih kemerdekaan. 

Ia bersama teman-temanya harus rela putus sekolah dan menjadi pejuang perempuan serta terlibat dalam merebut kemerdekaan melawan penjajah.

“Di Tahun 1945, perempuan-perempuan banyak terlibat," kenang Nokky Katidjah (91 tahun) dalam kegiatan Penyerahan Bantuan Kepada Pelaku Sejarah di Gedung Wanita, Bandung (12/12/2020)

Baca juga: Mengenal 2 Perempuan Terkaya Indonesia Saat Ini, Kartini Muljadi dan Arini Subianto

Nokky merupakan anggota Wirawati Catur Panca, wadah bagi kelaskaran perempuan pejuang perempuan.

Ia mengatakan saat itu teman-temannya banyak yang masuk Laskar Wanita Indonesia (LASWI) dan sebagian ada juga yang menjadi tentara.

"Mereka ikut berjuang melawan penjajah di garis terdepan meski banyak yang gugur. Saya membantu di pos pemuda, dapur umur dan Palang Merah. Membantu memberikan makan kepada pejuang-pejuang atau merawat mereka yang terkena tembak,” ujarnya.

Nokky merupakan satu dari 9 pelaku sejarah di Bandung yang mendapatkan bantuan kursi roda dan kebutuhan spesifik dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan KOWANI sebagai rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-92. 

Dalam kegiatan tersebut, Nokky berpesan agar anak-anak muda baik perempuan maupun laki-laki dapat mewarisi semangat juang di masa lampau.

“Anak-anak muda harus mewarisi semangat juang 45, karena saat itu semua perempuan dan laki-laki tidak pandang bulu, yang pelajar, yang ibu rumah tangga ikut semua berjuang gotong-royong,” pesan perempuan yang pernah menjadi Dosen Bahasa Inggris itu.

Baca juga: Duka Doni Monardo: Selamat Jalan Kolonel Ckm dr. Is Priyadi, Pahlawan Citarum itu Berpulang

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA Agustina Erni menjelaskan, kegiatan penyerahan bantuan kepada pelaku sejarah merupakan bentuk menghargai jasa para pejuang perempuan dan menggali nilai-nilai kehidupan dari mereka yang sering kali pudar di masa sekarang.

Perjuangan para veteran perempuan yang membuat perempuan modern sekarang bisa menikmati udara kemerdekaan sehingga perempuan-perempuan bisa berkarya, berinisiatif dan berinovasi. 

"Bisa dibayangkan pada masa itu, di usia sekolah mereka harus menghadapi masa remaja di tengah peperangan," kata Erni.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini