Meski demikian, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menganggap, Sandiaga Uno tidak cocok jika ditempatkan sebagai Menteri keluatan dan Perikanan.
"Untuk Sandi, bisa jadi karakternya tidak tepat berada di bidang kelautan dan perikanan. Itu bisa menjadi hambatan,” kata Burhanuddin seperti dikutip dari Kompas.com.
Sandi enggan memberi tanggapan soal peluang dirinya menjadi Mensos.
Hal itu disampaikan Sandi saat berkunjung ke Jawa Tengah pada 3 Desember lalu.
"Saya melihat ini adalah prerogratif Presiden," kata dia.
3. Budi Gunadi Sadikin
Budi Gunadi Sadikin saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Mengutip Kompas.com, dilansir dari inalum.id, Budi Gunadi Sadikin lahir di Bogor, 6 Mei 1964.
Budi merupakan sarjana Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1998.
Ia mengawali kariernya sebagai Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo, Jepang.
Selanjutnya, ia melanjutkan karier di IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration and Professional Services Manager hingga 1994.
Dari IBM Indonesia, Budi memutuskan pindah ke Bank Bali, yang kini dikenal sebagai Bank Permata.
Budi beberapa kali memegang sejumlah jabatan.
Jabatan-jabatan itu di antaranya sebagai General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999.
Kemudian, Budi bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004.
Selanjutnya, ia meloncat lagi ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.
Sejak 2006, Budi bergabung ke Bank Mandiri.
Nama Budi Gunadi menjadi sorotan saat perusahaannya mampu merebut mayoritas saham PT Freeport Indonesia.
Setelah proses lobi yang cukup panjang, pada September 2018, sebanyak 51 persen saham Freeport berhasil dikuasai Indonesia.
Di tahun 2019, Budi Gunawan terpilih menjadi Wakil Menteri BUMN bersama Kartika Wiryoatmojo, membantu Erick Thohir.
Kini dirinya akan mendampingi Ahok sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
4. Wahyu Sakti Trenggono
Wahyu Sakti Trenggono saat ini menjabat sebagai Wakil Meteri Pertahanan.
Ia pendiri PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama.
Perusahaan yang telah berdiri sejak 2007 ini bergerak di bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media, dan e-commerce.
Sedangkan sebelumnya, ia telah memiliki PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan PT Tower Bersama Infrastruktur.
Sedangkan, dua perusahan itu dikenal sebagai penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 14.000 menara.
Kendati demikian, pria asal Semarang ini sempat kesulitan dalam menempuh pendidikannya.
Pria lulusan ITB dan Bina Nusantara (Binus) ini sempat mengalami kesulitan ekonomi demi membayar uang kuliahnya.
Keluarganya di Semarang bahkan sempat harus menjual tujuh kambing demi membiayai Wahyu.
Setelah lulus di ITB, Wahyu bekerja di Astra.
Ia bekerja di Astra selama 11 tahun.
Bekerja di Astra membuatnya belajar banyak hal seperti berelasi dengan lembaga konsultan dunia Boston Consulting Group (BCG).
Di Astra Wahyu banyak belajar mulai dari Management trainee hingga infrastruktur IT.
5. Yahya Cholil Staquf
KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya Staquf adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2015-2019.
Yahya Cholil Staquf lahir di Rembang, Jawa Timur, Indonesia, 16 Februari 1966.
Ia dilantik sebagai anggota Wantimpres pada 31 Mei 2018 berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 84 P 2018 tentang Pengangkatan Anggota Wantimpres.
Selain dikenal sebagai anggota Wantimpres, Yahya Cholil Staquf juga merupakan tokoh salah satu organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) dan menjabat Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Yahya Cholil Staquf dididik dalam pendidikan yang formal dan spiritual atau pesantrenan dan pernah menjadi murid KH Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta, Indonesia.
Yahya Cholil Staquf merupakan lulusan fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, KH Yahya Cholil Staquf pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang Jawa Tengah.
Nama KH Yahya Cholil Staquf mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Pada tahun 2014, Yahya Cholil Staquf menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Pada 2015, Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Yahya Cholil Staquf semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, Hasyim Muzadi.
Selain dikenal sebagai tokoh organisasi keagaaman, KH. Yahya Cholil Staquf adalah pegiat ikhwal “rahmah” untuk penyelsaian konflik kemanuisaan dunia.
Yahya Cholil Staquf juga pernah dipercaya sebagai tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama Agama di Amerika Serikat - Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015, dalam rangka menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.
KH Yahya Cholil Staquf pernah mengundang atensi publik ketika menghadiri undrangan acara dari American Jewish Committee (AJC) dan berpidato tentang resolusi konflik keagamaan disana. (tribunnews.com/ kompas.com)