TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan memanggil para calon Menteri ke Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, (21/12/2020).
Pemanggilan Calon Menteri tersebut dalam rangka rencana presiden melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju (KIM).
Ketua Umum Kornas-Jokowi Abdul Havid Permana selaku organisasi relawan Jokowi, turut angkat bicara.
Baca juga: Isu Reshuffle, Pengamat: Presiden Jokowi Sebaiknya Tidak Terpaku Wakil Partai
Dia menilai perlu adanya perombakan di Kabinet Indonesia Maju karena beberapa hal.
Di antaranya kasus paparan Covid-19, lambannya beberapa kinerja menteri di Kabinet Indonesia Maju serta semakin tak sesuai arahan presiden dan sikap intoleransi belakangan ini.
“Pertama Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, hemat kami selama Pak Sofyan menjabat tidak ada perubahan yang signifikan, misalnya masih banyaknya masyarakat yang komplain dengan program sertifikat gratis dari pemerintah yang justru dimanfaatkan oleh oknum-oknum di bawahnya,” ujar Havid saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (21/12/2020).
Selain itu, lanjut Havid, Menteri Perindustrian juga perlu di ganti.
Karena, kata dia, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan kurang memahami tupoksi.
Mereka kurang perform dan gagap dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19.
“Contohnya, banyak pabrik yang berkaitan dengan industri besar gulung tikar,” tegas Havid.
Havid melanjutkan harusnya Menteri Perindustrian bisa memberikan solusi dan arahan kepada para pengusaha untuk dapat bertahan, sebab banyak pengusaha yang beralasan terdampak pandemi.
Padahal, belum tentu sebuah pabrik industri merugi.
“Seharusnya dalam situasi pandemi seperti ini Menteri Perindustrian bisa memberikan solusi dan arahan, bagaimana pabrik bisa bertahan. Bukan malah mengurangi jumlah karyawan, yang justru berdampak kepada stabilitas perekonomian nasional,” tegasnya.
Baca juga: Soal Reshuffle Kabinet, PPP Sebut Nama Calon Menterinya Masih Berubah-ubah
Sementara itu, menteri-menteri yang juga tak luput dari sorotan Kornas-Jokowi, yang tidak perform dan gagap dalam menghadapi situasi Pandemi, yakni Menteri Pariwisata, dan Menteri Komunikasi dan Informatika.