Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengaku sering kesepian lantaran dirinyalah satu-satunya perempuan yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia.
Menjadi presiden Ke-5 RI, kata Megawati, merupakan sebuah pencapaian karier yang luar biasa sebagai seorang perempuan.
Dia berharap akan ada perempuan lain yang dapat menyamai pencapaian kariernya.
"Saya sering merasa kesepian, karena kalau dilihat dari individu yang seperti tadi yang saya sebutkan, saya telah mencapai sebuah karier yang luar biasa. Satu-satunya perempuan yang bisa menjadi presiden RI," kata Megawati saat berpidato dalam webinar BPIP bertajuk 'Senyum Ibu Pertiwi,' Selasa (22/12/2020).
Baca juga: Isu Reshuffle, Pertemuan Empat Mata Jokowi dan Maruf Amin hingga Komunikasi Intens dengan Megawati
"Masa nantinya akan masuk beberapa ratus tahun lagi akan ada perempuan yang menjadi presiden RI," imbuh dia.
Megawati mengingatkan, ada begitu banyak tokoh nasional perempuan yang pernah menjadi pemimpin.
Baca juga: Tak Bersedia Jadi Mensos, Ahmad Basarah Dapat Tugas Khusus dari Megawati
Pada abad ke-7 ada Ratu Shima, ratu penguasa kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa Tengah.
Pada abad ke-13 ada Tribhuwana Tunggadewi, penguasa ketiga kerajaan Majapahit.
"Pada abad ke-16 tercatat ada empat ratu yang pernah memimpin di kerajaan Aceh. Kita pun di Aceh memiliki seorang laksamana perempuan, pimpinan armada laut yang bernama Malahayati," kata dia.
Pada jaman menuju kemerdekaan, bangsa Indonesia juga melahirkan begitu pahlawan nasional dari kaum perempuan.
Ada Cut nyak Dien, Cut Meutia, Martha Christina Tiahahu, Raden Dewi Sartika, Nyi Ageng Serang, Maria Walanda Maramis, Rasuna Said, Andi Depu, Raden Ajeng Kartini dan masih banyak lagi.
"Jadi dilihat dari sejarah, apakah kita kaum perempuan sebenarnya tidak bisa, tidak bisa ikut memberikan kontribusi kita bagi bangsa dan negara?," Tanya Megawati.
Atas dasar itu Megawati berharap kaum perempuan Indonesia masa kini dapat bercermin dari kepemimpinan para tokoh nasional perempuan yang dia sebut.