TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Detasemen Khusus Antiteror Mabes Polri membongkar sasana berbentuk vila yang menjadi tempat pusat latihan militer kelompok teroris Jamaah
Islamiyah (JI) di Jawa Tengah.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan tempat itu juga menjadi tempat pelatihan para kader baru JI.
Adapun organisasi itu kebanyakan merekrut pemuda cerdas dari beberapa pondok pesantren.
Ia menuturkan target jaringan itu mendapatkan anak cerdas dengan ranking 1-10 di
pondok pesantrennya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
“Tiap angkatan 10-15 orang dari pulau Jawa dan dari luar pulau Jawa. Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih. Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Termasuk juga menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli
perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap (Penyergapan) yang
mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” kata Argo dalam
keterangannya, Minggu (27/12).
Dia mengatakan total telah ada 7 angkatan sebanyak 96 orang yang masuk dan
berlatih militer di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” jelasnya.
Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota JI yang
dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan
tersebut.
Satu di antara sasana terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa
Tengah.
Dari informasi Polri, anggota JI memilih menyewa sebuah villa dua lantai yang
terlihat asri dengan pohon cemara di sekitar area dan cukup sepi lokasinya.
Dari letaknya, bangunan tersebut seperti vila yang juga digunakan sebagai tempat
istirahat para anggotanya.
Dari rumah itulah para anggota muda dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan pusat latihan tersebut
sudah disiapkan beberapa pelatih untuk membentuk para anggotanya terampil dalam
membela diri, menggunakan pedang dan samurai sampai penyergapan dan perakitan
bom.
Satu di antara pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk
sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto.
Karso ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana dengan masa hukuman lebih dari 3 tahun penjara.