News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG: 11 Gempa yang Merusak Terjadi di Indonesia Sepanjang 2020

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah rumah di Sukabumi runtuh akibat gempa, Selasa (10/3/2020). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sepanjang tahun 2020 terdapat 11 kali gempa merusak di Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sepanjang tahun 2020 terdapat 11 kali gempa merusak di Indonesia.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono menyebut wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa.

"Secara geologi dan tektonik, kita memiliki banyak sekali sumber gempa yang terdiri dari 13 segmentasi zona megathrust dan lebih dari 295 sesar aktif," ungkap Daryono kepada Tribunnews.com, Senin (28/12/2020).

Daryono menyebut sumber gempa ini kapan saja dapat memicu gempa, baik yang berpusat di darat maupun di laut.

"Keberadaan sumber gempa sesar aktif yang jalurnya dekat dengan permukiman tentu menjadi ancaman karena akan meningkatkan bahaya dan risiko bencana gempa bumi," jelas Daryono.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Wula Waijelu NTT Pagi Ini

Kerusakan saat terjadi gempa disebut dapat dipicu karena kondisi tanah lunak dan struktur bangunan yang lemah serta tidak memenuhi standar tahan gempa.

"Untuk menimbulkan kerusakan, magnitudo gempa tidak harus besar. Gempa dengan magnitudo sekitar 5,0 atau bahkan di bawah magnitudo 5,0 dalam berbagai kasus ternyata sudah dapat menimbulkan kerusakan jika kedalaman sumber gempanya dangkal," jelas Daryono.

Berikut 11 gempa merusak yang dikompilasi BMKG selama tahun 2020 :

1. Gempa Simeulue, Provinsi Aceh, 7 Januari 2020 (M 6,1) merusak beberapa rumah di Simeulue.

2. Gempa Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, 8 Februari 2020 (M 5,4) merusak beberapa rumah di Kobisonta, Seram Utara.

3. Gempa Kalapanunggal Sukabumi, Jawa Barat, 10 Maret 2020 (M 5,1) merusak 760 rumah.

Sejumlah rumah di Sukabumi runtuh akibat gempa, Selasa (10/3/2020). (TRIBUNNEWS/HO/BNPB)

4. Gempa Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, 30 April 2020 (M 5,1) merusak 2 tempat ibadah, gedung Sekolah Dasar dan 4 rumah warga di Aek Libung, Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan.

5. Gempa Aceh-Sabang 4 Juni 2020 (M 4,8) merusak beberapa rumah di Sabang.

Baca juga: Fakta Gempa Sumba NTT 25 Desember 2020: Data, Pemicu, hingga Strategi Mitigasi

6. Gempa Maluku Utara 4 Juni 2020 (M 6,8) merusak ratusan rumah di Morotai.

7. Gempa (doublet) Bengkulu 19 Agust 2020 (M6,6) dan (M6,7) merusak beberapa rumah di Sungai Gerong, Lebong.

8. Gempa Talaud, Sulawesi Utara, 9 September 2020 (M 5,7) merusak 55 rumah di Kec. Beo, Pulutan, dan Rainis, Kep. Talaud, Sulawesi Utara.

9. Gempa Pangandaran, Jawa Barat, 25 Oktober 2020 (M 5,6) merusak 29 rumah di Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut. Gempa ini dilaporkan menyebabkan 3 orang menderita luka-luka.

10. Gempa Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, 28 November 2020 (M 5,3) merusak beberapa rumah di Desa Kampung Baru, Los Pasar, Mamuju Tengah.

11. Gempa Brebes-Kuningan 11 Desember 2020 (M 4,2) menyebabkan 4 rumah rusak sedang, 19 unit rumah rusak ringan, dan 2 unit fasilitas umum yaitu Puskesmas dan Gedung Posyandu di Desa Cipondok Kec. Cibingbin.

Baca juga: Turki Diguncang Gempa 5,3 Magnitudo

Daryono menjelaskan, dengan mencermati rentetan peristiwa gempa merusak sepanjang tahun 2020, sumber gempanya dipicu aktifnya sumber gempa subduksi lempeng/megathrust dan sesar aktif.

"Adapun rinciannya adalah, 5 kali gempa merusak dipicu oleh aktivitas sumber gempa subduksi lempeng yaitu Subduksi Sunda, Subduksi Lempenga Laut Filipina."

"Sementara ada 6 kali gempa merusak dipicu aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Seulimeum, Sesar Angkola, Sesar Citarik, Sesar Seram Utara, Sesar Brebes, dan Sesar Mamuju," jelas Daryono.

Daryono menilai, banyaknya catatan gempa kuat dan merusak di Indonesia menjadi evaluasi dalam pembangunan bangunan yang aman.

"Maka untuk mengurangi risiko gempa, wajib hukumnya membangun bangunan tahan gempa serta mengedukasi warga bagaimana cara selamat saat terjadi gempa."

"Ini penting sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian gempa berikutnya," pungkas Daryono.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini