Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Beringin Karya (Berkarya) mendukung penuh keputusan pemerintah melarang seluruh aktivitas dan penggunaan simbol organisasi Front Pembela Islam (FPI).
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang mengatakan, organisasi masyarakat sejatinya harus dapat menjaga keamanan dalam negeri dan dapat menjaga keutuhan NKRI.
"Partai Berkarya ada di belakang pemerintah dan akan mendukung langkah pemerintah dalam membubarkan ormas-ormas yang berpotensi memecah belah bangsa," kata Badaruddin, Jakarta, Minggu (3/1/2021).
Ketua Umum Angkatan Muda Partai Berkarya (AMPB) Fauzan Rachmansyah menambahkan, kader muda sayap Partai Berkarya dilarang keras terafiliasi dengan FPI.
Baca juga: TB Hasanuddin Sarankan FPI Jadi Parpol: Usung Habib Rizieq sebagai Capres
Sebagai pemuda, kata Fauzan, sudah seharusnya menjaga kesatuan dan kerukunan antar umat beragama.
"Catat ini baik-baik ya. Pengurus AMPB haram hukumnya, sekali lagi saya sebutkan, haram hukumnya jika masih terafiliasi dengan Front Pembela Islam. Kita tidak mau ini menjadi pengganggu keamanan dan kedamaian yang tidak produktif untuk Negara," ucap Fauzan.
Menurutnya, seluruh pemuda harus mengetahui seluk beluk sejarah berdirinya NKRI, yang merupakan peran dari seluruh lapisan masyarakat, suku, agama, dan ras yang ada di republik ini.
"Kita perlu melihat keadaan sejarah, bangsa ini bukan dibangun oleh keturunan abu jahal, tapi bangsa ini dibangun oleh orang-orang jawa, orang-orang sunda, orang batak, orang bugis, orang ambon, orang minang, dan lain-lain bergotong royong," katanya.
"Jadi jangan sampai pengurus AMPB menjadi pengikut orang-orang yang suka berbuat hal-hal yang tidak baik. Tidak sesuai dengan Pancasila apalagi ajaran Islam itu sendiri," sambung Fauzan.
Fauzan melanjutkan, pesan Ketua umum Partai Berkarya Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono sudah sangat jelas.
Sebagai mantan perwira tinggi TNI, kata Fauzan, ketum Partai Berkarya memegang teguh sapta marga dan menjunjung tinggi persatuan kesatuan NKRI, sesuai yang termaktub dalam jargon negara Bhineka Tunggal Ika.
"Karena doktrin Ketua Umum kami jelas, beliau memegang teguh sapta marga, mengabdi 50 tahun lebih pada Negara. Jelas bhinneka tunggal ika di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati," papar Fauzan.