News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KSAL Sebut Data yang Direkam Sea Glider, Benda Mirip Rudal untuk Keperluan Militer dan Industri

Penulis: Gita Irawan
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Benda mirip rudal ditemukan seorang nelayan di Pulau Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan sea glider yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu pada umumnya digunakan untuk penelitian terkait kelautan atau hidro-oseanografi.

Yudo menjelaskan alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.

Meski demikian, pihaknya menurut Yudo belum mengetahui secara pasti data apa saja yang masih ada atau pernah dikirimkan dari alat tersebut.

Baca juga: KSAL Pastikan Benda Mirip Rudal yang Ditemukan Nelayan di Perairan Pulau Bonerate Sea Glider

Baca juga: Tidak Ditemukan Tulisan Apapun pada Sea Glider yang Ditemukan Nelayan di Perairan Pulau Bonerate

Yudo menungkapkan data tersebut pada umumnya bisa digunakan untuk sejumlah kepentingan di antaranya pertahanan dan industri.

Yudo menjelaskan pada umumnya data yang bisa digunakan untuk kepentingan pertahanan antara lain terkait kedalaman atau lapisan laut.

Data tersebut, kata Yudo, bisa digunakan untuk menentukan area laut yang memiliki tingkat kepekatan tertentu.

Pada tingkat kepekatan tertentu, kata Yudo, kapal selam dapat bersembunyi dari sonar kapal atas air.

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 Tentara Nasional Indonesia tahun 2020, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono melakukan inspeksi kesiapan unsur-unsur Koarmada I dari KRI Bung Tomo-357 pada Kamis (1/10/2020). (istimewa)

Hal tersebut disampaikan Yudo saat konferensi pers di Markas Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Senin (4/12/2020).

"Tapi kalau pertahanan mungkin bisa digunakan data kedalaman atau layer laut. Di mana kapal selam supaya tidak bisa dideteksi dicari kedalamannya yang layer pekatnya atau tidak. Sehingga pada area yang pekat, kapal selam tersebut tidak bisa dideteksi oleh sonarnya kapal atas air," kata Yudo.

Namun demikian, kata Yudo, alat tersebut tidak dapat digunakan untuk mengetahui posisi kapal.

Ia juga mengatakan alat tersebut lazimnya tidak digunakan untuk kegiatan mata-mata

"Jadi alat ini lebih pada untuk riset, riset bawah laut. karena memang alat ini tidak bisa mendeteksi kapal. Jadi bukan untuk kegiatan mata-mata dan sebagainya," kata Yudo.

Sedangkan untuk data terkait industri pada umumnya data yang bisa digunakan antara lain tentang arah arus dan kedalaman laut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini