TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan terduga teroris Jamaah Anshor Daulah (JAD) yang ditembak mati berinisial MRS (46) dan SA (23) di Makassar, Sulawesi Selatan, diduga terlibat sejumlah kegiatan terorisme.
Menurut Ahmad, kedua tersangka diketahui merupakan anggota dari kelompok JAD di Makassar.
MRS dan SA juga telah berbaiat kepada ISIS pada 2015 lalu di Ponpes Aridho.
"Kedua tersangka bersama dengan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara menamakan dirinya sebagai kelompok Anshor Daulah bersama dengan ratusan jamaah lainnya menyatakan baiat kepada kilafah atau ISIS pada tahun 2015 di Ponpes Aridho Pimpinan Ustad Basri yang meninggal dunia di Nusa Kambangan dalam kasus teror," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Terduga Teroris Yang Ditembak di Makassar Terkait Pendanaan Dengan Pengantin Bom Katedral Filipina
Ahmad menuturkan pihaknya juga pernah mengadakan pengkajian khusus untuk JAD di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho.
Selain itu pada 2016 lalu, dia bersama keluarganya pernah mencoba berangkat ke Suriah.
"Pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah atau bermaksud bergabung dengan organisasi ISIS di Suriah namun dapat dibatalkan di Bandara Soetta," ungkapnya.
Ia menuturkan kedua tersangka juga pernah terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katerdra ZOLO di Philipina.
Sementara itu, keduanya juga pernah menjadi fasilitator pelarian Andi Baso yang merupakan DPO Bom Gereja Oukumaene di Samarinda tahun 2017 lalu.
"Mulai bulan Oktober 2020 Kelompok Vila Mutiara secara rutin melakukan latihan menembak dan naik gunung (idad)," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Markas besar kepolisian RI membenarkan telah melakukan giat penangkapan teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar, Sulawesi Selatan pada hari ini, Rabu (6/1/2021).
Penangkapan itu dilakukan oleh tim densus 88 Antiteror Mabes Polri tepatnya di Villa Mutiara Cluster Biru, Jalan Boulevard, Bulurokeng, Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan sekitar pukul 06.00 WITA pagi tadi.
"Densus 88 AT/Mabes Polri telah melaksanakan penangkapan teroris kelompok JAD yang berafiliasi atau pendukung Khilafah atau ISIS. Jadi bukan terduga teroris lagi tapi teroris," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Ahmad menuturkan tim Densus 88 menangkap sebanyak 20 orang teroris JAD.
Dari seluruh pelaku yang ditangkap, 3 di antaranya harus ditembak karena mencoba melawan petugas dengan senjata tajam.
"1 orang mengalami luka tembak atas nama I (34) saat ini dibawa dan dirawat di RS Bhayangkara, sementara 2 orang meninggal dunia karena pada saat penangkakan keduanya melakukan perlawanan dengan masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP atas nama MRS (46) dan SA (23)," tandasnya.