TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir akan bebas dari Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor pada Jumat (18/1/2021).
Menyikapi bebasnya pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki di Dukuh Ngruki RT 04 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, dua kepala daerah bersikap.
Bupati Bogor: Penjemput Harus Bawa Rapid Test Antigen
Warga yang akan jemput Abu Bakar Ba'asyir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur pada Jumat (8/1/2021) harus menunjukkan surat rapid test antigen.
Hal tersebut disampaikan Pemkab Bogor untuk mencegah membeludaknya warga yang ingin menjemput Abu Bakar Ba'asyir.
Baca juga: Abu Bakar Baasyir Bebas Murni Besok, Sahroni : Berikan Kebebasan, Awasi dengan Teknologi
Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, langkah ini dilakukan untuk mencegah kerumunan yang berpotensi menularkan Covid-19.
"Untuk penjemput Abu Bakar Ba'asyir dari luar Bogor, perlakuannya sama seperti waktu Natal dan Tahun Baru yaitu dengan membawa dokumen rapid test antigen,” kata Ade di Cibinong, Rabu (6/1/2020) sore.
Aturan ini, lanjutnya, telah efektif mencegah wisatawan datang ke Bogor pada liburan Natal dan Tahun Baru lalu.
“Waktu malam tahun baru kan banyak pendatang yang tak bisa masuk karena harus rapid antigen. Karena ini juga pendatang, terpaksalah harus mentaati protokol kesehatan dan harus bawa surat antigen," papar Ade.
Pemerintah Kabupaten Bogor sudah melakukan koordinasi dengan Lapas Gunung Sindur dan Polres Bogor untuk pengamanan saat pembebasan Abu Bakar Ba'asyir.
Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor sejauh ini belum berencana menggelar rapid test antigen untuk pendatang atau pendukung yang akan jemput Abu Bakar Ba'asyir.
Karena itu, Ade menghimbau keluarga dan pendukung yang akan jemput Abu Bakar Ba'asyir melakukan rapid test antigen dan membawa suratnya.
"Harus bawa lah hasilnya, harus diperiksa dulu antigen karena ini banyak dari luar ya. Sudah kita koordinasikan dengan tim Satgas," tutur Ade Yasin.
Bupati Sukoharjo: Ultimatum Jangan Ada Kerumunan, Demi Hindari Klaster
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo bersama perwakilan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki menggelar rapat koordinasi (rakor), Rabu (6/1/2021).
Rakor ini digelar jelang bebasnya terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir yang merupakan pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki di Dukuh Ngruki RT 04 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, pada Jumat (8/1/2021) besok.
Rakor dipimpin langsung oleh Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, yang dihadiri Kapolres Sukoharjo, Dandim 0726/Sukoharjo, Kepala Satpol PP Sukoharjo, PJ Sekda Sukoharjo, dan perwakolan Ponpes Al-mukmin.
Baca juga: Respons Mahfud MD Sikapi Abu Bakar Baasyir yang Akan Bebas Pada Jumat Ini
Menurut Wardoyo, hasil rakor tersebut menyepakati tak adanya kerumunan saat kepulangan Abu Bakar Ba'asyir nanti.
"Kami dan pihak Ponpes menyepakati, nanti mereka (pihak ponpes) tidak menghadirkan simpatisan," ucapnya.
"Pada prinsipnya tidak ada kegiatan yang bisa menimbulkan kerumunan," imbuhnya menekankan.
Hal ini menurut dia, disebabkan karena Sukoharjo masih berada di zona merah Covid-19.
Termasuk untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus Covid-19 karena timbulnya klaster akibat penyambutan berlebihan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pihak ponpes akan membuat pengamanan swakarya sendiri untuk memecah kerumunan di area ponpes.
"Dari jarak 1 kilometer, sudah diamankan ada 20 titik untuk mencegah kerumunan," ucapnya.
Dia berharap, pengamanan swakarya yang dibuat ponpes tidak bertentangan dengan keamanan yang dibuat TNI/Polri.
"Saya harakan nanti semua pihak bisa patuh, dan tak terjadi kerumunan," imbuhnya.
Keluarga Tegaskan Tidak Ada Penyambutan Besar-besaran
Keluarga menegaskan tidak menggelar acara penyambutan besar-besaran atas kepulangam Abu Bakar Ba'asyir.
Termasuk, Ponpes Al-Mukmin Ngruki di Dukuh Ngruki RT 04 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo
Rencananya Ba'asyir itu akan bebas pada Jumat (8/1/2021) mendatang, setelah menghabiskan masa tahanannnya selama 15 tahun karena kasus terorisme.
Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim atau biasa akrab dipanggil Ustaz Iim, menekankan, tidak upacara penyambutan saat kedatangan Ba'asyir di rumahnya nanti.
"Kita tidak ada acara apa-apa, karena saat ini masih pandemi Covid-19, kita tidak mau nanti jadi klaster," kata dia kepada TribunSolo.com, Senin (4/1/2020).
Iim menekankan, pihaknya akan melakukan protokol kesehatan ketat saat kepulangan Ba'asyir.
Dikatakan, tamu yang menjenguk akan dibatasi, dan harus mendaftar terlebih dahulu yang akan diatur oleh pihak pondok.
"Mungkin kita akan batasi waktunya juga, tentu tidak sepanjang waktu beliau akan bisa menerima tamu, karena ini bentuk penjagaan kita lah," ucapnya.
Sementara untuk acara pengajian, Iim masih akan melihat kondisi ayahnya terlebih dahulu.
Pasalnya Ba'asyir yang saat ini berusia 83 tahun, sehingga kondisinya sudah sangat terbatas.
"Gak ada rencana mengisi pengajian, kondisi sudah cukup lemah, sudah sangat terbatas. Sudah berbeda dengan dulu," paparnya.
Baca juga: Selama di Lapas Gunung Sindur, Abu Bakar Baasyir Berkelakuan Baik dan Punya Dua Pendamping
Dia mengimbau kepada masyarakat agar mendoakan ayahnya dari rumah saja.
Sebab, dia tidak ingin kepulangan Ba'asyir nanti akan menimbulkan kerumunan yang berpotensi pada penularan Covid-19.
"Kami minta mendoakan saja dari rumah, mudah-mudahan berjalan lancar semua," tandasnya. (Tribun Network/thf/TribunewsBogor.com/Wartakotalive.com/TribunSolo.com)